URnews

Mengenal Sosok Ir. Sutami, Menteri 'Termiskin' di Indonesia

Nivita Saldyni, Senin, 7 September 2020 13.25 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Sosok Ir. Sutami, Menteri 'Termiskin' di Indonesia
Image: Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik di era Presiden Soeharto, Ir. Sutami. (IG @fakta.indo)

Jakarta - Bicara soal kesederhanaan, sepertinya banyak yang bisa kamu pelajari dari almarhum Ir. Sutami. Sebab, Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Tenaga Listrik di era Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto ini dikenal sebagai sosok yang sederhana.

Bahkan kesederhanaan pria kelahiran Surakarta, 19 Oktober 1928 ini telah membuatnya dikenal sebagai menteri 'termiskin' di Indonesia loh. Kok bisa ya?

Nah daripada penasaran, yuk simak lima fakta menarik yang telah Urbanasia rangkum khusus buat kamu berikut ini.

1. 14 Tahun Ir. Sutami Jadi Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik

Ir. Sutami diangkat sebagai Menteri Negara sejak era Kabinet Dwikora di tahun 1964. Saat itu Stami diangkat jadi Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik untuk urusan penilaian konstruksi oleh Presiden Soekarno. 

Tak berhenti di sana, Sutami kembali menduduki posisi yang sana pada tahun 1966, Kabinet Dwikora II. Tercatat, Sutami mengisi posisi ini selama 14 tahun, dari 1964 - 1978 guys.

Selama menjadi seorang menteri, Sutami dikenal sebagai orang yang sederhana. ia juga dikenal sebagai salah satu orang kepercayaan Soekarno dan Soeharto loh.

2. Jauh dari Kemewahan, Sutami Hidup Sederhana

Dilansir Majalah Kiprah Vol. 86 th XVII Edisi Khusus Kemen PUPR dari Masa ke Masa, Ir. Sutami dikenal sebagai sosok sederhana yang miskin harta namun kaya akan karya.

Semasa menjadi menteri, Sutami diketahui menolak untuk memanfaatkan fasilitas negara secara berlebihan. Ia bahkan memilih untuk tinggal di sebuah rumah di Jl. Imam Bonjol, Jakarta Pusat yang baru lunas saat ia akan pensiun.

Saking sederhananya, Sutami bahkan sempat membiarkan atap rumahnya bocor. Hal itu dituliskan Staf Ahli Menteri PU, Hendropranoto Suselo, dalam Edisi Khusus 20 Tahun Majalah Prisma yang diterbitkan LP3ES tahun 1991 di Jakarta.

Hendropranoto mengatakan saat itu, Sutami masih menjabat sebagai Menteri PU dan Tenaga Listrik. Hal ini membuat para tamu yang hadir saat lebaran tercengang melihat atap dengan banyak bekas bocor di rumah Sutami.

Selain itu, Sutami juga diketahui pernah kekurangan uang hingga tak mampu membayar listrik. Alhasil, PLN mencabut listrik di rumah Sutami yang telah enam kali menjabat sebagai Menteri PU itu.

Yup, selama menjabat sebagai menteri, Sutami dikenal sangat sederhana dan jauh dari gelimangan harta. Bahkan jabatan tingginya itu tak membuatnya malu hidup jauh dari kemewahan.

3. Dijuluki Menteri 'Termiskin', Beragam Proyek Raksasa Ternyata Pernah Dipimpin Sutami

Selama menjabat sebagai Menteri PU, insinyur lulusan ITB 1956 itu dipercaya memimpin beragam proyek raksasa di Indonesia.

Sutami ini dikenal sebagai salah satu orang yang ikut merancang Gedung DPR-MPR guys. Ia juga merupakan sosok yang mempelopori penggunaan konstruksi beton pratekan saat membangun Jembatan Semanggi.

Selain itu, nama Sutami juga ternyata ada di balik keberhasilan pembangunan Bandara Ngurah Rai Bali dan Waduk Jatiluhur loh.

Bahkan, pria yang menjabat sebagai Direktur Hutama Karya pada 1961 - 1966 ini juga sempat menjadi pimpinan pusat proyek pembangunan Jembatan Ampera di Sungai Musi, Palembang guys.

Hebatnya lagi, hingga saat ini karya-karya almarhum Sutami masih kita nikmati dan berdiri dengan sangat kokoh. 

4. Meninggal di Usia 52 Tahun karena Penyakit Liver

Semasa menjabat sebagai menteri, Sutami tak pernah mau menggunakan fasilitas negara di luar pekerjaannya. Ia tak ingin memanfaatkan fasilitas negara secara berlebihan.

Bahkan saat lengser pada 1978, ia mengembalikan semua fasilitas negara yang pernah ia terima. Termasuk mobil dinas miliknya.

Sayangnya, usai lengser dari jabatannya itu, kondisi ekonomi Sutami mulai memburuk. Bahkan ia sempat kesulitan biaya berobat saat sakit. Hingga akhirnya, Sutami menghembuskan napas terakhir akibat sakit liver pada 13 November 1980 di usia 52 tahun.

Sebelum meninggal, Sutami juga berpesan bahwa ia tak ingin dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata. Itulah sebabnya, makam Sutami berada di makam Tanah Kusir, Jakarta Selatan. 

5. Berikan Penghormatan Terakhir, Soeharto Beri Nama Sutami untuk Bendungan di Malang

Sebagai penghormatan terakhir atas jasa-jasanya terhadap pembangunan di Indonesia, Presiden Soeharto pun menjadikan nama Ir. Sutami sebagai nama bendungan di Karangkates, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Soeharto meresmikan Bendungan Karangkates pada 16 Desember 1981 sambil membacakan pidato penghormatannya untuk Sutami. Kini bendungan itu dikenal sebagai Waduk Ir. Sutami.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait