URnews

Mengenal Sosok Min Aung Hlaing, Pemimpin Sementara Myanmar

Kintan Lestari, Selasa, 2 Februari 2021 17.42 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Sosok Min Aung Hlaing, Pemimpin Sementara Myanmar
Image: Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing memberi hormat saat upacara Martyrs' Day di Yangon (19/7/2020). (. ANTARA FOTO/Ye Aung Thu/ Pool via REUTERS/File Photo/aww.)

Naypyitaw - Situasi di Myanmar tengah memanas. Di negara tersebut kemarin (1/2/2021) telah berlangsung kudeta yang digerakkan pihak militer.

Kudeta Myanmar sendiri dipicu oleh isu kecurangan di Pemilu yang digelar November 2020 yang hasilnya Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi menang telak. 

Saat penyerbuan di pagi buta kemarin, pimpinan sipil seperti Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint, dan beberapa pejabat tinggi negara ditangkap.

Ditangkapnya pemimpin sipil, militer Myanmar pun mengumumkan negara untuk sementara waktu akan dipimpin Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Siapa dia?

Untuk yang mengikuti kasus Rohingya tentu tahu dirinya. Yap, Min Aung Hlaing adalah sosok di belakang pembantaian etnis muslim Rohingya. 

Angkatan bersenjata Myanmar (Tatmadaw) di bawah pimpinannya melakukan praktik genosida pada etnis tersebut. Ia pun dikecam oleh seluruh pemimpin dunia karena aksinya tersebut.

Bagaimana tidak, operasi militernya mencakup pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembakaran yang mendorong sekitar 730.000 orang Rohingya mengungsi.

Diwartakan Reuters, teman Min mengungkap kalau jenderal 64 tahun itu berhasil bergabung dengan universitas militer utama, Akademi Layanan Pertahanan (DSA), pada upaya ketiganya di tahun 1974.

Jenderal 64 tahun ini memulai karier militernya sebagai seorang kadet. Lalu perlahan karier militernya menanjak.

Pada 2009 ia menjadi komandan Biro Operasi Khusus-2 dan mengawasi operasi di timur laut Myanmar, yang menyebabkan puluhan ribu pengungsi etnis minoritas melarikan. Lalu setahun setelahnya Min menjadi diangkat jadi kepala staf gabungan. 

Min diangkat sebagai panglima tertinggi pada tahun 2011, tepat ketika Myanmar mulai beralih ke pemerintahan sipil setelah 49 tahun pemerintahan militer.

Saat Myanmar beralih ke pemerintahan sipil, Min 'mendekat' pada Aung San Suu Kyi dan mengubah imej jadi politikus publik figur. Meski demikian, ia memastikan Tatmadaw terus memegang 25% kursi parlemen dan menolak upaya NLD untuk mengubah konstitusi dan membatasi kekuatan militer.

Kemudian pada 2016 ia memperpanjang masa jabatannya sebagai pemimpin militer, yang mana dikira banyak orang dirinya akan pensiun.

Sepanjang 2016-2017 rupanya militer mengintensifkan tindakan keras terhadap etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine Utara.

Tindakan keras militer tersebut mendorong lebih dari 730.000 Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Penyelidik PBB mengatakan operasi militer Myanmar termasuk pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembakaran yang meluas dan dieksekusi dengan "niat genosida".

Para pemimpin dunia pun mengutuk aksi genosida Min pada Rohingya. Pada Agustus 2018, Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan Min Aung Hlaing dan para jenderal militer yang terlibat harus diselidiki dan dituntut atas genosida. 

Amerika Serikat pun menjatuhkan sanksi dua kali pada 2019 atas dugaan peranan militer Min dalam 'pembersihan etnis' dan pelanggaran hak asasi manusia. Begitu juga dengan Inggris yang pada Juli 2020 Inggris menjatuhkan sanksi padanya.

Sementara itu akibat kudeta yang berlangsung kemarin, pihak militer menetapkan status darurat selama setahun.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait