URstyle

Menjadi Manusia Bantu Sediakan Tempat Lebih Layak untuk ODGJ

Deandra Salsabila, Jumat, 10 September 2021 20.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Menjadi Manusia Bantu Sediakan Tempat Lebih Layak untuk ODGJ
Image: Ilustrasi kesehatan mental. (Pixabay/engin akyurt)

Jakarta - Kesehatan mental merupakan permasalahan bersama yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan banyak pihak. Pada 2018, hampir 10% penduduk Indonesia mengalami gangguan kejiwaan. 

Maka, melalui kampanye 'Kita Manusia', platform sosial Menjadi Manusia bersama Kita Bisa, Karin Novilda, Ariel Tatum, dr. Jiemi Ardian, Avianti Armand, Ubah Stigma, TeamUp, Infia, dan Marsan Susanto mengajak masyarakat untuk menyediakan fasilitas kesehatan memadai bagi para penderita gangguan jiwa akut di Indonesia. 

'Kita Manusia' adalah kampanye dengan misi untuk mengedukasi masyarakat akan minimnya penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia dan menggalang donasi dalam rangka membangun infrastruktur kesehatan yang lebih layak bagi mereka.

“Kami percaya, semua ODGJ berhak pulih. ODGJ yang tidak tertangani sekarang juga manusia, seperti kita. Namun sayangnya, karena stigma yang kuat dan minimnya infrastruktur kesehatan, banyak dari mereka tidak mendapatkan treatment yang tepat. Sebagai sesama, Menjadi Manusia merasa terpanggil untuk bahu-membahu menolong ODGJ yang terlantar dan membutuhkan bantuan,” ujar Rhaka Ghanisatria, Founder Menjadi Manusia.

'Kita Manusia' akan melangsungkan berbagai aktivitas edukasi, yang juga bertujuan untuk mengumpulkan donasi. 'Kita Manusia' juga bermitra dengan beberapa dokter spesialis kejiwaan, arsitek, komunitas, media alternatif, dan aktivis kesehatan mental lainnya.

Dengan infrastruktur kesehatan dan dukungan perawatan yang mumpuni, diharapkan ODGJ dapat menolong dirinya sendiri untuk berdikari menjadi individu yang memiliki kehidupan seutuhnya.  

Puncak rangkaian kegiatan 'Kita Manusia' berlangsung pada 10 Oktober 2021, bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day.

Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia memiliki tujuan untuk mengkampanyekan kesehatan mental dan mendidik masyarakat mengenai isu-isu yang relevan berkaitan dengan kesehatan jiwa.

Di Indonesia, data dari Kementerian Kesehatan pada 2018 mencatat 9.8% dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa.

FYI, ODJG adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. 

“Dari angka tersebut, 12.382 ODGJ hidup dalam pemasungan. Hanya 38.14% ODGJ di Indonesia berhasil menerima perawatan yang baik dan benar, sisanya mungkin terlantar dan jumlah ini terus bertambah,” ujar Rhaka.  

Minimnya jumlah rumah sakit di Indonesia membuat banyak ODGJ akut tidak tertolong. Mereka tak mendapatkan hak sebagai warga negara, sulit memperoleh akses kesehatan, dan tidak diterima masyarakat walaupun sudah kembali produktif.

Pada kebanyakan kasus, ODGJ berakhir dengan pemasungan. Penyediaan infrastruktur kesehatan yang layak bagi ODGJ dinilai sangat perlu. Dengan itu, 'Kita Manusia' ingin merenovasi panti rehabilitasi yang sudah kelebihan kapasitas.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait