URnews

Penyebab Seseorang 'Fetish', Ini Kata Pakar Kesehatan Mental

Shelly Lisdya, Senin, 23 Agustus 2021 09.53 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penyebab Seseorang 'Fetish', Ini Kata Pakar Kesehatan Mental
Image: ilustrasi fetish (Pinterst/Sahara Reporters)

Malang - Belum lama ini Indonesia dihebohkan dengan kasus kelainan seksual atau fetish, salah satunya yang baru saja terjadi adalah fetish mukena yang dialami model berusia 22 tahun di Kota Malang, Jawa Timur.

Pakar Kesehatan Mental Universitas Brawijaya (UB), Sumi Lestari mengungkapkan, fetish merupakan kelainan kejiwaan yang berkaitan dengan seksualitas atau menjadi bagian dari gangguan parafilia.

"Fetish sendiri menjadi bagian dari gangguan parafilia, yakni suatu permasalahan yang menyangkut kontrol terhadap orientasi seksual yang melibatkan objek aktivitas yang tidak lazim," katanya kepada Urbanasia melalui sambungan telepon, Minggu (22/8/2021).

Lanjutnya, pengidap fetish ini lebih memilih melampiaskan gairah seksualitasnya dengan menggunakan benda-benda mati atau organ tubuh manusia nongenetikal.

"Si individu ini akan melampiaskan gairah seksualnya melalui objek mati bukan objek genital, seperti misalnya kaki tangan rambut yang dapat menimbulkan gairah seksualitas," bebernya.

Dosen program studi Psikologi ini mencontohkan benda-benda mati yang biasanya digunakan objek fetish mulai dari aneka pakaian dalam, lingerie, sepatu, sandal, kain hingga mukena.

Bahkan pelaku fetish, kata Sumi, tak jarang juga menggunakan bagian tubuh nongenetal, yang bisa merangsang atau memberikan seksualitas. 

Ada beberapa faktor penyebab seseorang bisa mengalami gangguan seksualitas ini, faktors pertama dijelaskan Sumi adalah pelaku pernah mendapatkan pelecehan seksual.

1627986009-pelecehan-seksual.jpgSumber: Ilustrasi pelecehan seksual (Pinterest/siumed)

"Seseorang pernah mengalami tekanan secara psikologis, atau pengalaman traumatis dari pengalaman masa lalu seperti pelecehan seksual atau kekerasan seksual," ungkapnya.

Faktor lainnya adalah ketidakmampuan dan keraguan terhadap potensi kejantanan diri sang pengidap fetish. Selain itu bisa jadi, mereka yang mengidap fetish ini pernah menjadi korban penghinaan di masa lalu, yang berkaitan seksualitas.

"Bisa jadi si penderita fetish ini mengalami penghinaan atau penolakan dari orang lain, sehingga dia cenderung mengalihkan mengalami fetish ini dengan cara untuk mengontrol atas objek mati yang lebih melindungi dirinya," terangnya.

"Individu ini terkadang juga merasa tak memiliki kemampuan yang menonjol. Ketakutan dalam dirinya mendapat penolakan dari orang lain juga kerap menjadi bagian kekhawatiran bagi sang pengidap fetish. Dia merasa inferioritas dari segi kejantanannya, kemudian ada potensi yang mungkin dia juga merasa dirinya tidak memiliki potensi yang bagus," tandasnya.

Sementara itu, Satreskrim Polresta Malang Kota saat ini masih lakukan pendalaman terhadap laporan kasus dugaan fetish mukena. Polisi juga masih mempelajari dan menganalisis terkait indikasi tindak pidana dalam perbuatan tersebut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait