URguide

Mimpi Orang Saleh Tentang Keutamaan Membaca Surat Yasin di Malam Jumat

Nunung Nasikhah, Kamis, 20 Agustus 2020 14.58 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mimpi Orang Saleh Tentang Keutamaan Membaca Surat Yasin di Malam Jumat
Image: thequrancourses.com

Jakarta – Salah satu surat dalam Alquran yang seringkali dibaca saat malam Jumat adalah Surat Yasin. Surat ke-36 dalam kitab suci Agama Islam ini digadang-gadang memiliki keistimewaan dan keutamaan jika dibaca pada waktu tersebut.

Ustadz Muhammad Mubasysyarum Bih, Dewan Pembina Pondok Pesantren Raudlatul Quran, Geyongan, Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat melalui sebuah tulisan di nu.or.id mengatakan, keutamaan membaca surat dalam juz 22 tersebut bahkan telah disebutkan dalam hadis riwayat Abu Daud yang berbunyi:

“Barangsiapa membaca surat Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud dari al-Habr)

Selain itu, pembacaan surat Yasin di malam Jumat juga sering dikaitkan dengan sebuah ‘ritual’ mengirim doa untuk keluarga yang telah meninggal. Hal tersebut tentu bukan tanpa alasan.

KH Bahauddin Nur Salim, ulama serta pengasuh Pondok Pesantren Alquran di Kragan, Narukan, Kabupaten Rembang, dalam kajiannya pernah menceritakan tentang kisah orang saleh yang bermimpi di sebuah pemakaman yang diceritakan dalam kitab I’anatut Thalibin karya Sayyid Imam Syato’.

Dalam kitab itu disebutkan bahwa dalam mimpi orang saleh tersebut terlihat orang-orang yang telah meninggal dunia saling berebut saat ada peziarah yang datang untuk mendoakan salah satu keluarga yang telah meninggal.

Doa-doa yang dilantunkan peziarah kubur biasanya mengandung doa-doa umum yang ditujukan untuk umat islam (muslimin) dan orang-orang yang beriman (mukminin).

“Mayit-mayit itu saling berebutan ‘paket umum’ didoakan oleh para peziarah, walil mukminiina wal mukminat. Kecuali ada seorang syekh yang tidak ikut rebutan,” kata ulama yang populer dengan nama Gus Baha tersebut.

“Kemudian syekh itu ditanya, ‘Mengapa syaikh tidak ikut rebutan?’,” lanjut Gus Baha.

Syekh tersebut kemudian mengatakan bahwa ia telah sering dikirimi doa oleh anaknya, yang merupakan seorang tukang sayur di pasar.

Menurut Syekh itu, anaknya selalu membacakannya surat Yasin setiap malam Jumat. Sehingga ia merasa tidak perlu lagi berebut doa yang ditujukan untuk umat islam secara umum tersebut.

“Saya sudah lebih-lebih karena selalu dikirimi anak saya,” kata Gus Baha, menirukan Syekh tersebut.

Gus Baha kemudian mengatakan, orang saleh yang bermimpi tersebut kemudian mendatangi pasar yang disebutkan oleh Syekh yang telah meninggal itu.

Dicarinya tukang sayur sesuai dengan ciri-ciri yang telah disebutkan. Orang saleh tersebut juga menanyakan apakah benar dirinya memiliki amalan membaca Surat Yasin di setiap malam Jumat. Tukang sayur tersebut kemudian membenarkan.

Singkat cerita, beberapa bulan kemudian, orang saleh tadi kembali bermimpi. Namun berbeda dari sebelumnya, syekh yang meninggal dunia tersebut kali ini ikut berebut doa ‘paket umum’ bersama orang-orang yang meninggal lainnya.

Kemudian orang saleh itu bertanya kepada Syekh tua tersebut mengapa dirinya ikut berebut doa ‘paket umum’ seperti orang-orang yang meninggal lainnya.

Syekh tua itu mengatakan bahwa saat itu sudah tidak ada lagi yang mengirimi doa berupa surat Yasin untuk dirinya.

Orang Saleh itu kemudian pergi ke pasar tempat anak Syekh itu berjualan sayur. Ternyata tukang sayur yang merupakan anak Syekh tersebut telah meninggal dunia.

“Lha itu kelihatan sekali. Padahal dhawuh (kata) Nabi, mimpinya orang soleh itu 40 min juz’in nubuwwah (40 dari sebagian sifat kenabian),” kata Gus Baha.

Dengan keterangan dari kitab kajian islam tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bacaan Surat Yasin pada malam Jumat dapat menjadi ‘bekal’ untuk orang tua, keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia.

Sebab, menurut Gus Baha, orang-orang yang meninggal dunia saat ini masih dalam alam kubur, dan belum memasuki alam akhirat. Sehingga amalan-amalan yang dikirimkan masih bisa diterima dan dirasakan. Wallahu a’lam. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait