URnews

Minta Diusut Tuntas, Khofifah Kecam Pelaku Penganiayaan Siswi di Malang

Nivita Saldyni, Kamis, 25 November 2021 08.36 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Minta Diusut Tuntas, Khofifah Kecam Pelaku Penganiayaan Siswi di Malang
Image: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Dok. Humas Pemprov Jatim)

Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengecam pelaku pencabulan dan penganiayaan terhadap seorang siswi SD di Kota Malang. Ia pun meminta agar aparat kepolisian mengusut tuntas dan menindak tegas para tersangka agar ada efek jera.

“Saya sangat prihatin dan menyesalkan kejadian ini, apalagi korban masih berusia belia dan selama ini bertempat tinggal di Ponpes dan Panti Asuhan Yatim dan Duafa,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu (23/11/2021) malam.

Khofifah mengaku pihaknya telah bergerak cepat dengan mengamankan korban ke safe house atau rumah aman milik Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur. Dinsos Jatim pun telah mendatangkan ibu kandung korban untuk melakukan pendampingan kepada sang anak yang masih berusia 13 tahun itu secara psikologis.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, kami sudah membawa korban ke shelter kami supaya segera mendapatkan pendampingan psychology-social therapy karena tentu ananda yang menjadi korban masih remaja, mengalami trauma dan butuh pendampingan,” jelasnya.

Bahkan kini, Khofifah mengatakan bahwa Dinsos Jatim juga telah menurunkan tim untuk memberikan pendampingan selama proses hukum berjalan di Polresta Malang. Menurutnya, hal ini adalah kebutuhan penting bagi korban agar mampu tegar, baik dari segi psikologis maupun sisi hukum.

“Apa yang terjadi pada korban sekaligus menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa anak membutuhkan lingkungan yang kondusif dalam tumbuh kembangnya. Perhatian orang tua, dan kewaspadaan harus terus diberikan agar anak-anak kita bisa tumbuh dengan baik mental dan fisiknya,” tegas Khofifah.

Untuk itu Khofifah mengimbau agar seluruh orang tua agar membuka ruang komunikasi dengan anak-anaknya. Menurutnya, dengan komunikasi yang lancar dan terbuka, kemungkinan anak-anak untuk menceritakan semua kondisinya baik mental maupun fisik.

“Dengan komunikasi yang baik dan terbuka, maka orang tua juga akan bisa melakukan antisipasi pada hal-hal yang tidak diinginkan karena sejatinya keluarga adalah benteng utama. Saya berharap kejadian ini tidak akan terjadi lagi di waktu-waktu mendatang,” pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait