URguide

Miris! Ikuti Tren Medsos, 49 Anak Sekolah di Bali Lakukan Self Harm

Urbanasia, Selasa, 21 Maret 2023 11.10 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Miris! Ikuti Tren Medsos, 49 Anak Sekolah di Bali Lakukan Self Harm
Image: Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengunjungi siswa yang menjadi korban fenomena self harm di sebuah sekolah di Karangasem, Bali. (Istimewa)

Jakarta - Sebanyak 49 murid salah satu sekolah di Karangasem, Bali menjadi korban tren di media sosial yang berisi konten self harm atau menyakiti diri sendiri secara sengaja.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menyebutkan, fenomena miris ini diketahui oleh pihak sekolah usai meninjau kondisi siswanya.

"Pihak sekolah melakukan inspeksi dadakan pada Desember 2022 dan Februari 2023 terkait fenomena ini," kata Bintang melansir laman KemenPPPA, Selasa (21/3/2023).

Dari hasil sidak tersebut, seluruh korban tren self harm merupakan siswa perempuan. Sebanyak 40 anak disebutkan menyayat bagian tubuhnya sekali, sementara 9 murid lainnya melakukannya secara berulang.

Bintang mengaku prihatin dan khawatir dengan fenomena menyesatkan ini menjadi tren di Indonesia. Pasalnya, korban bahkan menyebar ke anak-anak yang masih berusia di bawah umur.

Melihat fenomena tersebut, KemenPPPA berkomitmen memantau kasus itu dan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Karangasem terkait upaya penanganan, perawatan, dan perlindungan korban.

Sehubungan dengan hal itu, saat kunjungan kerja di Karangasem, Bali, Bintang menyempatkan waktu untuk menemui para siswa yang menjadi korban tren self harm.

Di kesempatan itu, Bintang menekankan pentingnya peran pihak sekolah dalam memfasilitasi dan melakukan pendampingan psikologi yang sesuai dengan kebutuhan korban.

"40 anak yang melakukan satu kali sayatan telah ditangani dan dilakukan konseling oleh pihak sekolah. Sementara, bagi korban yang melakukan pengulangan ditangani oleh UPTD PPA Kabupaten Karangasem," terangnya.

Bintang mengapresiasi kinerja dan komitmen Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos PPPA-PPKB) bersama UPTD PPA dalam menangani korban self harm berulang.

Saat ini, enam anak telah mendapat konseling secara intens, dan satu di antaranya rutin ke psikiater karena kondisinya parah serta kerap menyebarkan konten self harm.

"Sementara tiga anak lainnya telah mendapatkan konseling dari psikolog klinis KemenPPPA," imbuh Bintang.

Menurut dia, para korban yang ditangani Pemkab Karangasem lewat UPTD PPA itu berasal dari keluarga yang tidak utuh dan kerap mengalami masalah keluarga.

"Satu hal yang membuat kami miris, anak-anak korban melakukan hal tersebut karena mengikuti trend di media sosial," tuturnya.

Berkaitan dengan kekhawatirannya, Bintang mengingatkan betapa pentingnya orang tua, guru, pemerintah, bahkan masyarakat untuk mengawasi penggunaan media sosial bagi anak-anak.

"Agar konten yang mereka dapatkan merupakan informasi yang layak anak," sambung Bintang.

Untuk itu, Bintang meminta seluruh pihak untuk saling peduli dan bersinergi untuk memberikan konten media sosial yang mengedukasi bagi anak-anak.

"Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui UPTD PPA yang juga telah memberikan edukasi bagi para guru, orang tua, dan juga siswa terkait pentingnya kesehatan mental agar anak-anak terhindar dari fenomena self harm," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait