URedu

Muslimverse 2022: Panggung Anak Muda Bicara Moderasi Beragama

Suci Nabila Azzahra, Minggu, 25 September 2022 15.01 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Muslimverse 2022: Panggung Anak Muda Bicara Moderasi Beragama
Image: Muslimverse 2022. (Ist)

Jakarta - Sebagai negara yang didominasi oleh umat Islam, Indonesia ternyata menjadi begitu unik dan menarik karena mampu hidup di tengah keragaman suku, ras, adat dan budaya.

Berakulturasi serta meresap dalam pergaulan sosial sebagian besar masyarakat Indonesia, baik berbentuk norma sosial maupun tradisi. Citra Islam Indonesia juga lebih diterima khalayak global ketimbang Islam Arab yang cenderung keras dan penuh dengan konflik.

Hal ini yang menjadi atensi Tim Satgas Digital Masjid Agung Sunda Kelapa dan Universitas Islam Internasional Indonesia dalam melakukan agenda kolaborasi sharing session Muslimverse: Konektivitas Pemuda terhadap Wacana Islam Global selama 2 hari yakni 23-24 September 2022 di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus).

Sebanyak 50 peserta yang hadir telah melalui proses kurasi dan seleksi yang ketat dan berkesempatan berbincang dan berdiskusi langsung dengan para tokoh-tokoh penting Islam di Indonesia hingga para intelektual dari UIII.

Beragam topik pun dibahas termasuk bagaimana penetrasi teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari mendorong terciptanya demokratisasi informasi. Konsekuensi tersebut juga turut mempengaruhi kehidupan beragama di Indonesia. Terutama generasi muda yang berhabitat di antara alam nyata dan maya.

Sebagai bagian dari generasi muda dan lahir sebagai pemuda masjid, Drg. M Arief Rosyid Hasan, MKM. membeberkan betapa pentingnya generasi muda Islam Indonesia mampu menghadapi tantangan zaman dengan mengakar pada nilai-nilai Islam serta berpegang teguh pada identitas keindonesiaan.

“Jujur kita sangat tertinggal di bidang pengetahuan, terutama seperti cendekiawan Muslim bisa dilihat dari para peraih Nobel kita hanya sekian persen saja. Apalagi di Indonesia, kita tahu bahwa secara demografi penduduk umat muslimnya begitu banyak tapi mengapa kita bisa kurang mendominasi ruang-ruang keilmuan dan terutama perekonomian bangsa?” ujar Arief Rosyid Hasan mengawali bincang diskusinya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait