URnews

'Nasi Anjing’ Bikin Heboh Warga Tanjung Priok, Polisi Pastikan Menu Halal

Griska Laras, Senin, 27 April 2020 09.06 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
'Nasi Anjing’ Bikin Heboh Warga Tanjung Priok, Polisi Pastikan Menu Halal
Image: istimewa

Jakarta – Warga Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara dibuat heboh setelah menerima bantuan nasi bungkus bercap kepala anjing belum lama ini.

Dalam kertas pembungkus nasi juga terdapat tulisan, ‘Nasi Anjing. Nasi orang kecil. Bersahabat dengan nasi kucing #jakartatahanbanting’.

Kejadian itu bermula ketika komunitas ibadah kristiani bernama ARK Qahal yang berbasis di Jakarta Barat memberikan bantuan berupa nasi bungkus di sekitar Masjid Babah Alun Warakas, Minggu (26/4/2020) lalu.

Warga Warakas yang menerima bantuan itu pun merasa tersinggung karena mengira kalau nasi tersebut berisi daging anjing.

Informasi pemberian bantuan ‘Nasi Anjing’ itu pun sampai ke telinga Tim Tiger Polres Metro yang sedang berpatroli. Tim langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mengusut kejadian itu.

Mereka mengumpulkan beberapa keterangan saksi dan mengamankan beberapa orang ke Mapolres Metro Jakarta Utara untuk diperiksa.

Polisi juga sudah melakukan uji laboratoris untuk mengetahui bahan makanan yang ada di dalam nasi bungkus itu. Namun setelah diselidiki lebih lanjut, polisi tidak menemukan unsur makanan yang haram bagi Muslim.  

Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.

 “Melakukan pemeriksaan laboratoris daging apa yang terdapat dalam bungkusan,” kata Yusri seperti dilansir Antara.

“Bahan yang digunakan adalah nasi bungkus itu adalah cumi, teri dan sosis sapi,” lanjutnya.

Yusri juga mengatakan ada kesalahpahaman antara pemberi bantuan dan warga setempat.  

 “Dugaan sementara terjadi salah persepsi antara pemberi nasi dengan penerima nasi. Warga yang menerima bantuan merasa dilecehkan dengan pemberian nasi bungkus bertuliskan ‘Nasi Anjing’. Mereka mengira isinya daging anjing dan merasa tersinggung kenapa warga Muslim diberikan makanan (mengandung) anjing”.

Sementara itu, pemberi bantuan menggunakan istilah ‘Nasi Anjing’ karena mereka menganggap anjing adalah hewan setia. Nasi bungkus yang mereka berikan juga lebih besar porsinya dari nasi kucing.

“Porsinya lebih besar sedikit dari nasi kucing dan diperuntukkan untuk orang kecil untuk bertahan hidup,” kata Yunus.

Atas kejadian ini, pemberi bantuan diminta untuk membuat video klarifikasi dan tidak menggunakan istilah tersebut lagi saat memberi bantuan. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait