URnews

Netizen Curhat Harga Mahal di Malioboro, Pemkot Yogyakarta: Sanksi Ditutup Selamanya

Shelly Lisdya, Kamis, 27 Mei 2021 10.48 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Netizen Curhat Harga Mahal di Malioboro, Pemkot Yogyakarta: Sanksi Ditutup Selamanya
Image: Ilustrasi kawasan Malioboro, Yogyakarta. Sumber: pinterest/palingmales

Yogyakarta - Apa yang terlintas di benak Urbanreaders ketika mendengar Yogyakarta? Pasti menilai jika daerah istimewa tersebut terkenal akan kuliner yang murah bukan? Apalagi Malioboro.

Namun, hal tersebut berbanding terbalik setelah seorang netizen mengunggah curhatannya terkait harga makanan di Malioboro mencekik kantong wisatawan.

Video yang diunggah ulang akun Twitter @txtfromjogja. Dari video tersebut, terlihat akun Tiktok @aulroket mengaku baru saja makan di salah satu warung di Malioboro, Kota Yogyakarta.

Wisatawan yang merupakan seorang wanita itu pun mengaku sedih karena harga jajanan di Malioboro berkali-kali lipat dibanding harga makanan di kota asalnya.

"Makan ikan lele goreng dan nasi di Malioboro dibanderol dengan harga Rp 27 ribu. Lalapannya Rp 20 ribu, nasinya aja Rp 7 ribu. Bisa dibayangkan makan lalapan lele bisa menghabiskan uang Rp 37 ribu," katanya seperti dikutip Urbanasia, Kamis (27/5/2021).

"Mungkin mbaknya cuma salah satu aja yang ngomongin soal harga yang enggak masuk akal. Padahal, kenyataannya banyak mungkin dan enggak mau speak up. Karena, percuma. Tidak ada yang menindaklanjuti," tulis akun Twitter @txtfromjogja.

Menanggapi viralnya video ini, Pemerintah Kota Yogyakarta pun memberikan respons keras terhadap pedagang yang membandrol harga mahal di Malioboro.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menyatakan akan menjatuhkan sanksi kepada pedagang Malioboro yang 'nuthuk' atau menaikkan harga dari ketentuan yang berlaku.

“Dari komunitas sudah ada kebijakan, apabila ada yang melanggar akan diberikan sanksi. Apabila ada pedagang yang menarik harga tidak sesuai ketentuan atau tidak wajar maka sanksinya jelas dan tegas,” kata Heroe Poerwadi, dikutip dari Antara.

Heroe menyebut, sanksi tersebut adalah penutupan selamanya. Pedagang Malioboro yang kedapatan menaikkan harga, tidak akan diperbolehkan berjualan lagi oleh pihaknya.

"Aturan ini berlaku bagi siapapun yang terlibat dalam aksi nuthuk tersebut. Baik pedagang kaki lima, petugas parkir dan lainnya. Sanksinya harus tegas,” katanya.

Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya sangat terbuka pada setiap wisatawan yang ingin menyampaikan kritik dan saran ketika berkunjung ke Malioboro, Kota Yogyakarta.

“Ini bertujuan agar aduan bisa segera ditindaklanjuti dan apabila benar, oknum yang bersangkutan bisa segera diberi sanksi,” kata dia.

Hanya saja, baru-baru ini berdasarkan penelusuran Tim Jogoboro, Heroe Poerwadi mengaku tidak menemukan kasus nuthuk di Malioboro Kota Yogyakarta.

"Baru-baru ini memang kami belum menemukan pedagang yang dimaksud oleh wisatawan tersebut. Saya yakin, pedagang di Malioboro memenuhi kesepakatan untuk menampilkan harga menu makanan yang dijual," terangnya.

Ia menyebut, bisa saja pedagang yang nithik harga tersebut berada di pinggiran area Maliboro.

"Kemungkinan besar berada di pinggiran Maliboro. Sanksi berlaku sama," pungkasnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait