Arti Bhinneka Tunggal Ika yang Jadi Semboyan Negara
Jakarta - Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang sering kita dengar saat bersekolah. Tapi apa sih artinya Bhinneka Tunggal Ika?
Semboyan yang berasal dari bahasa Jawa Kuno itu punya arti 'Berbeda-beda tapi satu juga'. Dengan makna per kata, Bhinneka artinya bermacam-macam, lalu Tunggal artinya satu, dan Ika artinya itu.
Frasa ini ada di dalam Kitab Sutasoma karangan Mpu Tatular yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit. Di dalam kitab tersebut, tergambar kalau Kerajaan Majapahit memiliki beberapa agama.
Melansir situs Kemendikbud, kutipan Bhinneka Tunggal Ika tertulis di Kitab Sutasoma pupuh 139 bait 5, yang bunyinya:
Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen
Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa
Artinya:
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jualah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Siapa yang mengusulkan Bhinneka Tunggal Ika dijadikan sebagai semboyan bangsa Indonesia? Jawabannya adalah Mohammad Yamin.
Mohammad Yamin mengusulkan agar semboyan tersebut dijadikan semboyan negara dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pertama yang berlangsung pada 29 Mei 1945.
Muhammad Yamin mengetahui ungkapan tersebut dari tulisan Hendrik Kern, seorang ahli bahasa orientalis dari Belanda, yang berjudul Verspreide Geschriften.
Jadi di sidang tersebut, Soekarno, Mohammad Yamin, dan para pendiri bangsa lainnya tengah mencari konsep untuk menyatukan keberagaman suku, ras, sampai agama yang ada di Indonesia. Maka dari itu dirinya mengusulkan ungkapan tersebut.
Usulan tersebut diterima dan Bhinneka Tunggal Ika resmi ditetapkan sebagai semboyan negara Indonesia lewat Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 serta berlaku sejak tanggal 8 Februari 1950.
Dan hingga kini kita masih melihat semboyan tersebut tertulis di simbol negara, Garuda Indonesia.