Yuk, Kilas Balik Tiga Tokoh Pengusul Pancasila

Jakarta - Pancasila memang tak bisa dipisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia pada era kolonialisme. Demi mendirikan sebuah negara yang merdeka, para tokoh bergotong royong untuk Republik Indonesia.
Terbentuknya Pancasila ini dimulai dari melemahnya Jepang pasca situasi perang dunia kedua. Sehingga, Jepang menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia dengan membentuk badan bernama Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Badan tersebut beranggotakan puluhan tokoh-tokoh pergerakan, salah satunya ialah Sukarno. Mereka bergabung untuk merancang pembentukan negara Indonesia, salah satunya membahas dasar negara.
Nah, ada beberapa tokoh yang berkontribusi menyumbangkan idenya untuk dasar negara saat sidang BPUPKI pada 29 Mei-1 Juni 1945. Tiga di antaranya ialah Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
Mohammad Yamin
Sumber: Moh Yamin (Instagram/rekan_sejarah)
Tokoh asal Sawahlunto, Sumatera Barat ini ikut serta dalam mengemukakan pikirannya untuk dasar negara. Riwayat pendidikannya, Mohammad Yamin ini selalu berpindah-pindah sekolah karena pembelajaran tak sesuai dengan kepribadiannya.
Hingga akhirnya, beliau bersekolah di Algemene Middelbare School (AMS) pada tahun 1927. Lalu, Yamin pindah ke Jakarta dan masuk Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hoge School).
Karena kontribusinya untuk Indonesia, Yamin mendapatkan berbagai penghargaan. Salah satunya ialah Gelar Pahlawan Nasional.
Saat sidang BPUPKI, Yamin memberikan Rumusan Asas Dasar Negara yakni:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Peri Kesejahteraan Rakyat
Selain itu, beliau juga penggagas dari Sumpah Pemuda yang dihasilkan pada Kongres Pemuda II. Saat itu, Yamin sedang menjabat sebagai Ketua Jong Sumatranen Bond.
Soepomo
Sumber: Soepomo (Instagram/bio.pahlawan.id)
Salah satu ahli hukum pada zaman kolonial yang lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia adalah profesor pertama dalam hukum adat yang berkontribusi dalam penegakan hukum dan keadilan untuk Republik Indonesia.
Beliau belajar hukum di Leiden, Belanda. Di sana, Soepomo juga giat dalam memperjuangkan kemerdekaan bersama organisasi Perhimpunan Indonesia. Ketika kembali ke tanah air, Supomo menjabat berbagai profesi.
Ia pernah menjadi Ketua Pengadilan Negeri Yogyakarta, Guru Besar Fakultas hukum Universitas Gadjah Mada, Menteri Kehakiman Republik Indonesia.
Soepomo merupakan salah satu tokoh jenius yang juga aktif dalam BPUPKI. Ia memberikan rumusan untuk dasar negara yakni:
1.Persatuan
2.Kekeluargaan
3.Keseimbangan Lahir dan Batin
4.Musyawarah
5.Keadilan Rakyat
Cita-cita Soepomo ialah Indonesia memiliki hukum sendiri daripada mengadopsi hukum Belanda. Sehingga, hukumnya berasal dari hukum adat Indonesia.
Soekarno
Sumber: Ir Soekarno (Instagram/presidensukarno)
Di tengah diskusi yang panas menjawab dasar negara Indonesia, Soekarno berpidato mengenai arti dari filosofi dasar dan pandangan hidup negara merdeka pada 1 Juni 1945. Beliau juga menguraikan lima nilai filosofis yang ia namai sebagai Pantja-Sila atau Pancasila, yaitu:
Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme dan Perikemanusiaan
Mufakat atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhanan yang Maha Esa
Pidatonya disambut baik oleh para anggota pada sidang tersebut. Usulannya pun disetujui dan dimatangkan oleh Panitia Sembilan yang diketuai oleh Soekarno.
Dari pembentukan Panitia Sembilan itu menghasilkan Piagam Jakarta yang menjadi cikal bakal Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
“Pancasila itu benar-benar suatu dasar yang dinamis, satu dasar yang benar-benar dapat menghimpun segenap tenaga rakyat Indonesia, atau dasar yang benar-benar bisa mempersatukan rakyat Indonesia,” ungkap Soekarno dalam sebuah video pidatonya.
Tak hanya di Indonesia, sosok Soekarno juga berperan dalam sejarah dunia. Ia yang memberi ide untuk menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika yang dihadiri pemimpin berbagai negara karena keprihatinannya terhadap nasib bangsa di Asia-Afrika.