Eks Jenderal NATO Sebut Putin Punya Waktu 9 Bulan untuk Menang Perang
Jakarta - Ukraina telah bertempur mati-matian untuk mengusir Rusia dari kota-kota utara Kiev, Chernihiv, Sumy dan Kharkiv dalam beberapa pekan terakhir. Namun serangan balasannya belum berlanjut karena pasukan Ukraina membutuhkan waktu untuk mengasimilasi peralatan militer dari Barat.
Mantan Jenderal NATO, Letjen Konstantinos Loukopoulos mengatakan, negara-negara barat seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, dan Republik Ceko menjanjikan berbagai jenis persenjataan dan artileri untuk Ukraina dan itu mempersulit Rusia.
Misalnya, dari 90 artileri howitzer M777 yang dikirim oleh AS ke Ukraina, sekitar 18 telah diserap, katanya, seraya menambahkan bahwa tidak diketahui berapa banyak dari 12 atau 14 howitzer self-propelled César yang dikirim oleh Prancis yang digunakan.
"Tank dan kendaraan lapis baja membutuhkan tahap awal pelatihan pribadi dan pelatihan tim untuk pengemudi, penembak, reloader dan komandan," kata Loukopoulos dikutip Al Jazeera, Kamis, (26/5/2022).
Meski demikian, Ukraina juga butuh waktu untuk berlatih mengoperasikan senjata tersebut setidaknya hingga sembilan bulan. Rentang waktu itulah yang dimiliki Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk memenangkan perang melawan Ukraina menurut Mantan Jenderal NATO itu.
"Bagi Ukraina, untuk menyerap senjata dari Barat dan mengoperasikan, membentuk unit yang tepat, dan melatih mereka, perlu delapan hingga sembilan bulan. Itu tidak bisa menarik unit aktif dari depan untuk melatih mereka," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Loukopoulos, pasukan Ukraina membutuhkan pelatihan taktis termasuk uji tembak dan latihan yang tidak dapat dilakukan hanya dalam beberapa minggu. Namun dia yakin keadaan bisa berbalik unggul untuk Ukraina setelah pasukannya berhasil menguasai senjata dari Barat.
"Setelah beberapa bulan, dengan pelatihan unit cadangan, mungkin ada serangan balasan strategis (Ukraina) yang bisa mengusir Rusia," tandasnya.
Sebagai informasi, saat ini Rusia menahan 2.431 tawanan perang Ukraina yang telah bersembunyi di bunker bawah tanah pabrik baja Azovstal. Penahanan tersebut membuat Ukraina kehilangan sebagian besar kavaleri yang berpengalaman.
Otoritas kota Ukraina Mariupol percaya kemenangan Rusia atas kota itu menewaskan sekitar 22.000 warga sipil. Serangan di kota itu juga membuat tiga perempat penduduk mengungsi dan membuat kota itu menjadi puing-puing.