URnews

Malu atas Invasi di Ukraina, Diplomat Rusia Pilih Mengundurkan Diri

Nivita Saldyni, Rabu, 25 Mei 2022 17.38 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Malu atas Invasi di Ukraina, Diplomat Rusia Pilih Mengundurkan Diri
Image: Diplomat Rusia, Boris Bondarev. (Twitter @HillelNeuer)

Jenewa - Boris Bondarev, diplomat senior Rusia di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa menyatakan mundur dari jabatannya. Dalam pernyataannya Bondarev mengaku perang agresif Rusia terhadap Ukraina jadi alasan untuk mengundurkan diri.

Melansir The New York Times, pernyataan itu disampaikan Bondarev lewat laman LinkedIn miliknya dan juga akun Facebook pribadinya. Saat ditelusuri Urbanasia, pernyataan itu diposting Bondarev pada Senin (23/5/2022) dalam Bahasa Inggris dan juga Rusia.

“Selama 20 tahun karier diplomatik saya, saya telah melihat perubahan yang berbeda dari kebijakan luar negeri kami. Tapi saya belum pernah merasa semalu ini terhadap negara saya pada 24 Februari tahun ini,” tulis Bondarev seperti dikutip Urbanasia pada Rabu (25/5/2022).

“Perang agresif yang dilancarkan oleh Putin melawan Ukraina dan pada kenyataannya melawan seluruh dunia Barat, bukan hanya kejahatan terhadap rakyat Ukraina, tetapi juga mungkin kejahatan paling serius terhadap rakyat Rusia, dengan huruf tebal Z bersilangan semua harapan dan prospek untuk masyarakat bebas yang makmur di negara kami,” sambungnya.

Pernyataan itu telah dikonfirmasi oleh beberapa surat kabar, di antaranya AP News dan juga Bloomberg. Jurnalis Puck, Julia Loffe juga menyatakan bahwa dirinya telah mengonfirmasi secara langsung kebenaran pernyataan itu kepada Bondarev. Dalam wawancara dengan Puck, Bondarev bahkan mengaku pengunduran dirinya ini telah lama tertunda.

Dalam wawancara telepon bersama AP News, Bondarev mengatakan surat pengunduran dirinya itu telah dikirimkan kepada Duta Besar Gennady Gatilov. Ia pun mengaku tak ada rencana untuk meninggalkan Jenewa.

“Tidak dapat ditoleransi apa yang dilakukan pemerintah saya sekarang,” kata Bondarev seperti dikutip dari AP News.

Ia pun merasa khawatir dengan keputusannya. Namun hingga Senin (23/5/2022) ia menyatakan belum mendapat reaksi apapun dari pejabat Rusia. Pria berusia 41 tahun juga menyatakan banyak rekan lainnya yang memiliki pemikiran sama, namun mereka memilih bungkam.

Bondarev juga menyebut dirinya pernah mengirim pernyataan ketidaksetujuan perang kepada rekan-rekan Rusia. Dalam surat itu ia menyebut bahwa pihak yang merencanakan perang itu hanya mengincar satu hal, yaitu kekuasaan dan kekuatan tak terbatas yang bisa dinikmati selamanya.

"Untuk mencapai itu mereka rela mengorbankan nyawa sebanyak yang diperlukan. Ribuan orang Rusia dan Ukraina telah mati hanya untuk ini," bebernya dalam surat tersebut.

Pernyataan pengunduran diri Bondarev ini pun mendapat respons dari berbagai pihak. Salah satunya Hillel Neuer, direktur eksekutif kelompok advokasi UN Watch.

"UN Watch sekarang memanggil semua diplomat Rusia lainnya di PBB-dan seluruh dunia-untuk mengikuti teladannya dan mengundurkan diri," cuit Neuer sambil memposting salinan surat penyataan Bondarev.

Cuitan itu pun mendapat respons dari Bill Browder, pendiri Hermitage Capital. Apalagi ini merupakan pernyataan pengunduran diri pertama dari pejabat Rusia yang disampaikan secara terbuka kepada publik. 

“Ini adalah surat yang luar biasa di bawah ini dari seorang diplomat top Rusia yang mengecam Putin dengan tegas,” kata Browder dalam tweet-nya.

“Ini adalah bahasa yang harus digunakan oleh semua pejabat dan oligarki Rusia jika mereka memiliki kesempatan untuk diperlakukan dengan lembut oleh Barat,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait