URnews

Grant Thornton: Ancaman Resesi 2023, Fakta atau Hoax?

Maulidya Q, Senin, 12 Desember 2022 15.01 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Grant Thornton: Ancaman Resesi 2023, Fakta atau Hoax?
Image: Grant Thornton menyelenggarakan Media Talkshow dengan tema 'Ancaman Resesi 2023 di Depan Mata, Fakta atau Hoax?'. (Grant Thornton)

Jakarta - Grant Thornton menyelenggarakan Media Talkshow dengan tema 'Ancaman Resesi 2023 di Depan Mata, Fakta atau Hoax?' untuk membahas Economic Outlook 2023 yang diadakan secara virtual pada Kamis, 8 Desember 2022.

Grant Thornton berusaha meningkatkan pengetahuan dan memberikan gambaran pada rekan media mengenai kondisi ekonomi yang akan dihadapi baik di Indonesia maupun global pada 2023. Serta, untuk kesiapan perekonomian Indonesia masuk ke jurang resesi serta berbagai insight untuk pelaku usaha dalam menyambut tahun 2023.

Johanna Gani selaku CEO Grant Thornton membuka event talkshow tersebut dan menyampaikan apresiasi, juga alasan terselenggaranya acara ini.

“Kami masih melihat perkembangan yang cukup positif dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kendati demikian, kita tetap harus mewaspadai dampak pandemi COVID-19 dan sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian tanah air, seperti belum membaiknya kondisi geopolitik Rusia-Ukraina sehingga berimbas terhadap peningkatan inflasi di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia,” ujar Johanna.

“Untuk itulah pada hari ini, Grant Thornton Indonesia ingin membahas lebih lanjut terkait isu resesi 2023 dengan menggelar media talkshow ini untuk membahas lebih dalam mengenai situasi kondisi ekonomi Indonesia tahun ini dan bagaimana persiapan Indonesia memasuki tahun 2023 di tengah situasi perekonomian yang tidak pasti,” jelasnya.

Pembicara utama pada acara ini adalah Ariyo DP Irhamna selaku Ekonom INDEF, ia mengingatkan jika kita harus bersyukur karena ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di kisaran 5 persen dan neraca perdagangan juga tahan dalam posisi surplus selama 29 bulan berturut-turut meskipun pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan di tahun 2023 akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan.

“Hal tersebut disebabkan karena kinerja ekspor dan impor Indonesia yang tidak terhubung erat dengan ekonomi global sehingga ancaman resesi global terhadap perekonomian Indonesia tidak akan terlalu terasa namun hanya akan melambat. Ditambah dengan ekonomi mitra dagang negara utama Indonesia seperti Tiongkok dan Amerika Serikat pada 2022 Triwulan-II yang tetap mengalami pertumbuhan.”

“Agar tetap berada dalam jalur pertumbuhan positif, pemerintah sebaiknya mengoptimalkan belanja negara untuk sektor yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan juga energi. Saya lebih optimis menyambut tahun 2023 karena kita sudah melewati masa sulit tahun-tahun sebelumnya seperti pandemi covid-19 dan juga naiknya suku bunga global beberapa kali sehingga kita bisa lebih siap untuk memasuki tahun 2023,” tambah Ariyo.

Beberapa poin yang menarik dalam diskusi ini terangkum sebagai berikut:

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait