URnews

IHA Diluncurkan, Nadiem Ingin Museum Jadi Pilihan Destinasi Wisata

Ken Yunita, Kamis, 16 Mei 2024 23.54 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
IHA Diluncurkan, Nadiem Ingin Museum Jadi Pilihan Destinasi Wisata
Image: Istimewa

Yogyakarta – Untuk meningkatkan pengelolaan aset museum dan cagar budaya nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Indonesian Heritage Agency (IHA).

Badan Layanan Umum (BLU) tersebut akan bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan 35 cagar budaya nasional di Indonesia. Termasuk pelestarian dan pemanfaatannya secara optimal.

Peluncuran IHA digelar secara meriah di Benteng Vredeburg Yogyakarta yang baru saja selesai direvitalisasi, Kamis (16/5/2024). Kegiatan ini juga dihadiri Menteri Dikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim.

Dalam sambutannya, Nadiem menyebut selama ini museum dan cagar budaya hanya menjadi ruang yang diam. Bukan sebagai pilihan destinasi wisata.

Karena itu Nadiem berharap, dengan dikelola IHA, museum dan cagar budaya bisa menyalakan rasa penasaran khususnya kepada generasi muda agar tertarik ke museum.

Konferensi Pers Peluncuran Indonesian Heritage AgencySumber: Urbanasia

“Kami mengajak Anda semua dengan mereimajinasi museum kita. Kita ingin menyalakan rasa penasaran karena sangat sulit membawa anak-anak ke museum kalau pengalamannya tidak menyenangkan,” kata Nadiem.

Selain itu, hadir juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, perwakilan negara sahabat, serta pelaku budaya dari berbagai kalangan.

Peluncuran Indonesian Heritage AgencySumber: Istimewa

Sebagai BLU, IHA yang dibentuk pada 1 September 2023 memiliki visi untuk menjadikan museum dan cagar budaya sebagai ruang kolaboratif terbuka yang memperkaya pengetahuan sejarah dan budaya.

“Dengan pendirian IHA, kita telah meletakkan salah satu tonggak penting dalam upaya pelestarian warisan budaya di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.

“Hal ini bukan hanya tentang pengelolaan museum dan cagar budaya, tetapi juga tentang bagaimana kita, sebagai bangsa, memanfaatkan dan merawat kekayaan budaya yang kita miliki,” lanjutnya.

Menurutnya, museum dan cagar budaya harus dikelola dengan cara yang lebih profesional, sehingga betul-betul menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi masyarakat.

“Sebagai warisan budaya, Museum dan Cagar Budaya pasti harus dilindungi, namun lebih penting ia memberi manfaat bagi masyarakat,” kata Hilmar.

Sementara itu Pelaksana tugas (Plt) Kepala IHA, Ahmad Mahendra, menjelaskan, terdapat dua upaya guna mewujudkan komitmen IHA dalam memelihara dan melestarikan warisan budaya dan sejarah Indonesia

“Optimalisasi standar pelayanan dan pengelolaan serta konsistensi upaya revitalisasi yang merata pada seluruh museum dan cagar budaya adalah kunci untuk meningkatkan pengalaman pengunjung, sekaligus mendekatkan diri kepada publik,” jelasnya.

Melalui IHA, Kemendikbudristek berkomitmen mengembangkan dan menerapkan kaidah-kaidah pelestarian bangunan cagar budaya yang mencakup pemeliharaan fisik, pemahaman dan penyebaran ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek budaya.

“Melalui pendekatan ini, IHA berusaha memastikan warisan budaya Indonesia terlindungi secara holistik, mempertahankan nilai historis serta keotentikannya untuk generasi mendatang," lanjut Ahmad Mahendra.

Peluncuran Indonesian Heritage AgencySumber: Istimewa

Untuk mencapai tujuan dibentuknya IHA, saat ini sejumlah museum dan cagar budaya lainnya sedang direvitalisasi dengan menekankan pendekatan konsep reimajinasi yang lebih relevan baik dari sisi sosial maupun budaya. 

Ahmad Mahendra menjelaskan konsep reimajinasi IHA digagas berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Konsep tersebut mencakup tiga pilar utama, yaitu reprogramming (pemrograman ulang), redesigning (perancangan ulang), dan reinvigorating (penyegaran kembali).

Tiga pilar Reimajinasi adalah Reprogramming tentang memprogram ulang koleksi dan kuratorial, mempertajam narasi besar dari setiap museum dan cagar budaya untuk memastikan bahwa kisah-kisah yang diceritakan tidak hanya berakar dalam sejarah, tetapi juga relevan dengan konteks sosial dan budaya saat ini

Menciptakan sebuah narasi yang berkelanjutan dan dinamis, menghubungkan masa lalu dengan masa depan. Kedua, Redesigning oleh IHA merupakan bentuk perancangan ulang untuk memperkaya pengalaman pengunjung, mengutamakan estetika, keselamatan, dan kenyamanan, serta penghormatan terhadap koleksi warisan budaya.

Peluncuran Indonesian Heritage AgencySumber: Istimewa

Perancangan ulang akan mematuhi standar human design yang menghormati setiap koleksi, dengan memaksimalkan keterlibatan pengunjung. IHA berkomitmen mengintegrasikan kaidah-kaidah konservasi Cagar Budaya, memastikan revitalisasi memelihara integritas warisan budaya. 

Ketiga, Reinvigorating bermaksud membawa semangat baru ke dalam kapasitas lembaga. IHA berkomitmen untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi individu yang terlibat dalam mengelola dan mengemban tugas lembaga ini, menjamin keberlanjutan dari setiap inisiatif yang dilaksanakan.

Sebelum mengakhiri, Hilmar Farid menambahkan upaya pemerintah mereimajinasi Museum dan Cagar Budaya, akan melibatkan berbagai pihak dan pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa setiap langkah dalam proses reimajinasi yang berjalan tidak hanya bermakna dan bermanfaat untuk generasi saat ini, tapi juga untuk generasi di masa mendatang.

“Keterlibatan masyarakat, khususnya mereka yang hidup berdampingan dengan museum dan cagar budaya, menjadi prioritas. Hal ini kita lakukan untuk memastikan keberlanjutan menjadi kunci utama,” katanya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait