URnews

Ilmuwan Perkirakan Jumlah Semut di Dunia, Capai 2,5 Juta Ekor per 1 Manusia

William Ciputra, Senin, 26 September 2022 13.06 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ilmuwan Perkirakan Jumlah Semut di Dunia, Capai 2,5 Juta Ekor per 1 Manusia
Image: Ilustrasi - Jumlah semut mencapai 20 kudriliun di seluruh dunia. (Freepik)

Jakarta - Jumlah manusia di muka bumi bakal menyentuh angka 8 miliar jiwa dalam beberapa waktu mendatang. Banyak memang, tapi angka ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan jumlah populasi semut

Baru-baru ini, ilmuwan melakukan penelitian untuk menghitung jumlah semut di seluruh dunia. Hasilnya cukup fantastis, yaitu jumlah semut mencapai 20 kuadriliun, atau sekitar 2,5 juta ekor semut di setiap satu manusia. 

Temuan ini tentu tidak mengejutkan, mengingat semut jumlahnya memang banyak dan ada di mana-mana. Di samping itu, semut juga termasuk serangga tua, yang fosil tertua disebut berasal dari 100 juta tahun lalu atau Zaman Kapur. 

Penelitian tentang jumlah semut ini dilakukan oleh ahli entomologi dari Universitas Wurzburg Jerman, Patrick Schultheiss dengan hasil temuannya dirilis dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science. 

Menurut Patrick, semut memainkan peran sangat sentral pada setiap ekosistem terestrial. Semut sangat penting untuk siklus nutrisi, proses dekomposisi, hingga penyebaran benih tanaman. 

Selain itu, semut, kata Patrick, juga merupakan kelompok serangga yang sangat beragam dengan spesies yang berbeda menyesuaikan fungsinya. 

“Tapi yang paling penting, jumlahnya yang berlimpah membuat mereka menjadi pemain kunci secara ekologis,” kata Patrick mengutip RNZ, Senin (26/9/2022). 

Sejauh ini, ilmuwan percaya ada lebih dari 12.000 spesies semut yang diketahui. Mereka umumnya berwarna hitam, coklat, atau merah, dan memiliki tubuh yang tersegmentasi menjadi tiga bagian. 

Spesies semut itu juga memiliki ukuran yang beragam, mulai dari 400 inci (1 mm) hingga 1,2 inci (3 cm). Para semut ini biasanya menghuni tanah, daun, atau tanaman yang membusuk. Di lingkungan manusia, mereka banyak ditemukan di dapur. 

Sementara itu, Sabine Nooten, pemimpin proyek penelitian ini mengaku kagum dengan semut yang memiliki biomassa lebih tinggi dari gabungan mamalia maupun burung liar. Biomassa semut, kata dia, mencapai 20 persen dari biomassa manusia. 

“Saya menemukan keragaman semut yang sangat menarik. Mereka bisa kecil atau besar dan menunjukkan adaptasi paling aneh,” imbuh Nooten. 

Dalam melakukan riset, Nooten dan kawan-kawan menganalisis 489 hasil penelitian tentang populasi semut yang tersebar di seluruh benua tempat mereka hidup. 

Dataset yang dikumpulkannya itu berasal dari penelitian banyak ilmuwan tentang populasi semut. 

“Kami kemudian dapat memperkirakan jumlah semut untuk berbagai wilayah di dunia dan memperkirakan jumlah total global serta biomassa mereka,” kata Patrick. 

Patrick mengakui bahwa semut seringkali merepotkan manusia. Namun, ia menggarisbawahi manfaat semut bagi kehidupan manusia yang juga besar. 

“Pikirkan tentang jumlah bahan organik yang diangkut, dibuang, didaur ulang, dan dimakan oleh 20 kuadriliun semut. Faktanya, semut sangat penting untuk kelancaran proses biologis,” pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait