URnews

Indonesia Buka Rumah Sakit Lapangan di Turki, Kapasitas 200 Pasien

Urbanasia, Senin, 20 Februari 2023 21.09 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Indonesia Buka Rumah Sakit Lapangan di Turki, Kapasitas 200 Pasien
Image: RS Lapangan yang dibuka Tim Kemanusiaan Indonesia di Hassa, Hatay, Turki (kemlu.go.id)

Jakarta - Indonesia membuka rumah sakit (RS) lapangan bagi warga terdampak gempa Turki bermagnitudo 7,8 di Kota Hassa, Provinsi Hatay. Layanan kesehatan ini bakal beroperasi hingga akhir Februari.

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Tim Kemanusiaan Indonesia, Bambang Surya Putra menyebutkan RS lapangan itu sudah berjalan sejak Kamis (16/2/2023).

"Kami melayani lebih dari seratus pasien yang berdomisili di wilayah Hassa," ujar Bambang dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip Senin (20/2/2023).

Layanan medis itu dilengkapi dokter spesialis, epidemiolog, tenaga medis lain, serta fasilitas EMT (Emergency Medical Team), termasuk ruang operasi.

EMT terdiri dari dokter bedah umum, bedah ortopedi, anesthesia, pediatrics, mata, internist, obstetrics, psychiatry, emergency medicine, dan forensics. RS lapangan itu juga melayani rawat jalan, rawat inap, dan tindakan operasi.

Bambang menambahkan, layanan kesehatan tersebut juga melayani rujukan dari rumah sakit setempat.

"Kami juga memiliki tenaga untuk penanganan psikososial atau trauma healing kepada warga yang terdampak gempa," tuturnya.

Selain itu, RS lapangan Indonesia juga memberikan layanan mobile clinic, basic medical care, general surgery, opthopedic surgery, internal disease, ophthalmology, mental health, psychology, anesthesiology, pediatric, obstetric and gyneaecology, radiology, triage, emergency care, dan resuscitation.

Untuk kesehatan masyarakat, EMT melayani surveilans, epidemiology, nutrition, dan environment health. 

Kapasitas layanan medis ini bisa mencapai 150-200 pasien setiap hari, terdiri atas operasi minor sebanyak 5-10 pasien, operasi besar 2-3 pasien, dan 20 pasien rawat inap.

Pemerintah Indonesia sendiri mengirimkan pasukan EMT berjumlah 119 personel, dilengkapi dengan peralatan medis dan obat-obatan. Di samping itu, tim Urban Search dan Rescue (USAR) dengan klasifikasi medium juga dikirim ke Antakya.

Dua WNI Ditemukan Tewas

Dua orang WNI di Diyarbakir, Turki turut menjadi korban gempa magnitudo 7,8. Sebelum ditemukan meninggal, KBRI Ankara telah berusaha menghubungi keduanya namun nihil.

Identitas WNI tersebut adalah Irma Lestari asal Lombok dan Ni Wayan Supini asal Bali. Kedua korban ditemukan di reruntuhan Apartemen Galeria di Kota Diyarbakir, tempat mereka menetap pada Jumat 17 Februari.

Keduanya merupakan pekerja migran Indonesia, berprofesi sebagai terapis spa profesional di Diyarbakir.

Proses pencarian kedua korban tersebut dilakukan oleh tim gabungan KBRI Ankara-INASAR (BASARNAS), dipimpin langsung oleh Direktur Perlindungan WNI, Kemenlu Judha Nugraha. 

KBRI Turki, Lalu Muhammad Iqbal pun telah menyampaikan langsung kabar duka tersebut kepada keluarga di Indonesia.

"Insya Allah dengan telah terkonfirmasinya jenazah kedua saudara kita, KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri akan segera mengupayakan pemulangan jenazah  ke kampung halaman masing-masing," kata Iqbal.

Sekitar 500 WNI berada di sekitar lokasi gempa bumi, 128 di antaranya telah berhasil dievakuasi tim KBRI Ankara. Sisanya dinyatakan selamat dan sudah mendapatkan pengungsian yang aman, dan 10 WNI luka berat juga telah ditangani.

Dengan ditemukannya Lestari dan Supini ini, maka total WNI yang tewas akibat gempa di Turki menjadi 4 orang. Dua korban lain adalah ibu asal Bali bernama Nia Marlinda dan anaknya. 

Korban Jiwa Gempa Turki-Suriah Capai 46.000

Melansir Al Jazeera, 12 hari usai gempa dahsyat melanda Turki dan Suriah, korban tewas telah mencapai sebanyak 46.000 jiwa, dan lebih dari 84.000 bangunan rusak parah.

Korban tewas di Turki mencapai 40.642 jiwa, sementara di Suriah juga melaporkan lebih dari 5.800 kematian akibat gempa.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait