Majelis Ulama Indonesia Bentuk Timsus Usut Penembakan di Kantor MUI
Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk tim khusus untuk mengusut insiden penembakan yang terjadi di Kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mengatakan pembentukan tim khusus ini untuk menyelesaikan dua permasalah itu penyelesaian mekanisme tempuh dan sisi sosial untuk terus menjaga semangat dakwah.
Baca Juga: Ada Penembakan di Kantor MUI, Pelaku Tewas
"Iya, tetap kita di jalan kebenaran, semangat berdakwah dan juga senantiasa memberikan ruang terbaik untuk bangsa dan negara," katanya mengutip Antara, Jumat (5/5/2023).
Langkah tersebut diambil pada saat pertemuan dengan sejumlah tokoh ormas di Kantor MUI Pusat, Jakarta. Menurutnya, para tokoh yang hadir ini merasa khawatir dengan aksi teror yang terjadi di kantor MUI Pusat.
Selain itu, mereka juga meminta pengamanan dan penjagaan untuk terus ditingkatkan. Cholil menyebut para tokoh itu juga memberikan sejumlah saran salah satunya adalah MUI perlu melibatkan sistem keamanan digital seperti detektor siber atau cyber security.
"Iya, tetap MUI menjadi rumah bersama, mercusuar bagi ormas. Keamanan yang ketat tidak menghilangkan rasa nyaman dan akses yang mudah sebagai rumah bersama," ucapnya.
Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Ikhsan Abdullah menyampaikan pembentukan tim khusus tersebut sebagai tindak lanjut di kalangan internal lembaga.
Tim khusus berisi sembilan orang yang terdiri dari pengurus aktif di MUI, mulai dari wakil ketua umum (waketum), ketua-ketua bidang, dan anggota pengurus lainnya.
"Tim khusus Ini diketuai langsung oleh Ketua MUI Bidang Hukum dan HAM Prof. Noor Achmad," kata Ikhsan.
Ikhsan menegaskan, pihaknya akan terus melakukan analisis karakteristik psikologis atau profiling terhadap pelaku penembakan yang terindikasi bernama Mustafa asal dari Lampung.
MUI juga akan terus melakukan investigasi terhadap sejumlah kejanggalan terkait aksi penembakan di Kantor MUI Pusat.
Saat ini pihaknya masih melakukan investigasi terhadap kematian pelaku yang secara tiba-tiba padahal sebelumnya pelaku dibekuk pihak kepolisian dalam keadaan sehat.
"Ini kami berharap kepada dokter yang melakukan visum bisa mengungkap kematian pelaku," ujarnya.
Selain itu, Ikhsan juga menyorot terkait laporan yang mengatakan bahwa pelaku ternyata sejak lama mengirimkan surat ke Polda Metro Jaya yang isinya teror dan ancaman kepada lembaga negara dan MUI.
"Tapi sejauh ini kan belum ada tindakan preventif terkait hal ini," katanya.
Ikhsan juga membantah bahwa aksi penembakan tersebut terjadi karena pelaku mengalami gangguan kejiwaan.
Ia mengatakan bahwa pelaku bukanlah orang dari kalangan biasa karena dilihat dari kecakapan penembak, memiliki jejak rekening dengan dana ratusan juta dan jejak digital afiliasi bersama sejumlah oknum.
"Dia tidak berdiri sendiri, dia merupakan bagian dari aktor. Ini kami berangkat dari sejumlah temuan yang terus kami dalami," pungkasnya.