URnews

Raja Belanda Berencana Minta Maaf Atas Penjajahan di Masa Lalu

William Ciputra, Selasa, 13 Desember 2022 11.27 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Raja Belanda Berencana Minta Maaf Atas Penjajahan di Masa Lalu
Image: Raja Belanda Willem Alexander. (Wikimedia Commons)

Jakarta - Raja Belanda Willem Alexander telah memerintahkan investigasi independen untuk menyelidiki peran keluarga kerajaan terkait kolonialisme dan perbudakan di masa lalu. 

Melansir Reuters, Selasa (13/12/2022), investigasi ini akan dilakukan oleh tiga orang sejarawan Belanda dan seorang ahli di bidang hak asasi manusia. 

Investigasi diperkirakan akan memakan waktu hingga tiga tahun dan akan menyelidiki masa kolonialisme Belanda di beberapa wilayah di dunia sejak abad ke-16 hingga masa pasca-kolonial. 

“Pengetahuan yang mendalam tentang masa lalu sangat penting untuk memahami fakta sejarah dan melihat dampaknya terhadap manusia dan masyarakat sejelas mungkin,” kata Willem Alexander dalam pernyataan resminya. 

Sementara itu, pemerintah Belanda sendiri juga dijadwalkan akan menyampaikan permohonan maaf secara resmi atas penjajahan dan perbudakan di masa lalu. 

Laporan media lokal menyebutkan, permohonan maaf itu dijadwalkan akan disampaikan pada 19 Desember 2022 mendatang. Permohonan maaf akan disampaikan beberapa menteri Belanda dari beberapa wilayah yang pernah dijajah negara itu. 

Namun tanggal itu belum dikonfirmasi oleh pihak pemerintah. Di sisi lain, penentuan tanggal itu dikritik sejumlah aktivis di beberapa negara eks koloni Belanda seperti Suriname, Amerika Selatan, dan negara-negara di Karibia. 

Para aktivis ini menganjurkan permohonan maaf disampaikan pada 1 Juli 2023, bertepatan dengan peringatan 150 tahun berakhirnya kolonialisme dan perbudakan di bekas jajahan Belanda itu. 

Selain meminta maaf, pemerintah Belanda juga disebut-sebut bakal mengucurkan dana sebesar US$ 210 juta untuk mempromosikan kesadaran bahayanya perbudakan serta 27 juta Euro untuk membangun museum perbudakan.

Adapun ide permohonan maaf ini merupakan rekomendasi dari tim panel penasihat yang menyebut pemerintah Belanda harus mengakui bahwa perbudakan pada abad ke-17 hingga 19 merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Belanda Minta Maaf ke Indonesia

Kerajaan Belanda mulai eksis melakukan kolonialisme pada abad ke-16 dan berlangsung hingga akhir abad ke-19. 

Menurut catatan Universitas Leiden, selama rentang masa tersebut Kerajaan Belanda sudah memperdagangkan 550.000 hingga 600.000 orang sebagai budak. 

Indonesia menjadi salah satu negara yang pernah merasakan kolonialisme Belanda. Awalnya, Belanda masuk ke wilayah Nusantara melalui VOC dan berlanjut hingga pemerintahan Hindia Belanda.

Belanda sendiri sudah memberikan permohonan maaf kepada Indonesia atas penjajahan yang dilakukan di masa lalu. 

Permintaan maaf itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte pada Kamis, 17 Februari 2022 lalu. 

“Atas nama pemerintah Belanda, saya menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada rakyat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrem dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu,” kata Rutte saat itu. 

Sebelum itu, Raja Belanda Willem Alexander juga sudah menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia. Pernyataan Raja Belanda ini disampaikan pada 10 Maret 2020. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait