URnews

Sejarah Nahdlatul Ulama yang Masuki Usia 1 Abad

Tim Urbanasia, Selasa, 7 Februari 2023 16.10 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sejarah Nahdlatul Ulama yang Masuki Usia 1 Abad
Image: Puncak Perayaan Satu Abad NU di Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur (Instagram/@nahdlatululama)

Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) tengah merayakan hari jadinya ke-100 (satu abad). Puncak acara dari serangkaian harlah diselenggarakan pada hari ini Selasa, 7 Februari 2023.

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana turut menghadiri puncak resepsi Satu Abad Nahdlatul Ulama yang digelar di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.

Kedatangan Jokowi tampak didampingi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspamres Marsda TNI Wahju Hidajat Soejatmiko, dan Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Puncak resepsi tersebut merupakan rangkaian dari seremonial Satu Abad NU yang dilaksanakan dengan tiga momentum dasar yaitu spiritual, organisasi, dan kultural.

Jokowi akan mengisi puncak event bertemakan 'Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru' tersebut kemudian dilanjutkan pembacaan Muktamar Fiqih Peradaban oleh Ketum PBNU Kiai Haji Yahya Cholil Staquf.

Sejarah Singkat Nahdlatul Ulama (NU)

Melansir NU Online, Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Tanah Air yang berdiri sejak 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H di Surabaya, Jawa Timur.

Berdirinya NU merupakan respons dari berbagai problem keagamaan yang terjadi di masyarakat. Selain itu NU juga berkiprah di bidang pendidikan, sosial, hingga ekonomi.

Pendiri NU sendiri merupakan seorang kepala pesantren di Jawa Timur, KH Hasyim Asy'ari. Selain itu ulama yang turut berperan dalam pembentukan NU termasuk KH Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syansuri.

Para ulama dari pesantren Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja) ini mendirikan organisasi NU di kediaman KH Wahab Chasbullah yang berada di Kertopaten, Surabaya.

Pada proses pendirian NU, sejumlah ulama saling berdiskusi untuk menentukan nama organisasi yang cocok. Hasilnya, muncullah usulan nama Nahdlatul Ulama yang berarti kebangkitan para ulama.

Sejak berdirinya, organisasi NU berkembang namun tetap berbasis di Jawa Timur. Awal mulanya NU menggunakan bahasa Jawa dan Arab dalam menyampaikan khotbahnya.

Kemudian untuk menegaskan prinsip dasar NU, Pendirinya KH Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun Asasi dan Kitab I'tiqad Ahlussunah Wal Jamaah yang digunakan sebagai rujukan warga NU dalam bermasyarakat.

Selamat 1 Abad, NU!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait