Tolak Vaksinasi, Warga Rusun di Surabaya Harus Siap-siap Angkat Kaki

Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mewajibkan penghuni rumah susun (rusun) di wilayahnya untuk mengikuti vaksinasi yang diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes). Jika menolak, penghuni harus angkat kaki atau meninggalkan huniannya sebagai sanksi tegas dari Pemkot Surabaya.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinkes Surabaya, Febria Rachmanita. Ia mengatakan pihaknya bakal menggelar vaksinasi masal mulai 5 Juni mendatang. Salah satu sasarannya adalah sekitar 10.190 warga penghuni 18 rusunawa di Kota Pahlawan.
"Jadi nanti sekitar tanggal 5 Juni mereka (penghuni rusun) kami lakukan vaksin massal seluruh rusun. Arahan dari Kepala DPBT, kalau tidak mau swab, tidak mau vaksin, mereka tidak boleh tinggal di rusun," ungkap wanita yang akrab disapa Feny itu, Rabu (2/6/2021).
Langkah ini dilakukan karena Pemkot menilai vaksinasi bagi para penghuni rusun ini penting dilakukan untuk menghindari penularan COVID-19. Apalagi, setiap kamar di rusunawa jaraknya dekat dan dihuni banyak orang.
"Banyak orang dan rapat sekali ruangan-ruangannya. Sehingga memang wajib vaksin untuk menghindari (COVID-19)," imbuhnya.
Sebelumnya, pasca Lebaran 2021, Pemkot Surabaya juga telah menggelar swab massal bagi seluruh warga penghuni di 18 rusunawa. Dari total 10.240 penghuni yang mengikuti swab, sekitar 50 orang dinyatakan positif COVID-19.
Menurut data yang dikantonginya, Feny mengungkapkan, rata-rata penghuni yang positif ini mengaku habis bepergian ke luar kota. Mereka baru tiba di Kota Surabaya sekitar H+5 pasca libur lebaran.
"Mereka rata-rata dari luar kota. Mereka mengatakan baru datang mudik, kurang lebih 4-5 hari (pasca lebaran) mereka sudah sampai ke Surabaya. Jadi kami swab pada saat hari kelima mereka datang," jelasnya.
Setelah dinyatakan positif, mereka langsung menjalani isolasi mandiri di Hotel Asrama Haji Surabaya. Sementara untuk 18 lokasi rusunawa di Surabaya sendiri langsung dilakukan sterilisasi.
"Semua (penghuni positif) sudah isolasi mandiri di Hotel Asrama Haji. Tetapi banyak yang sudah pulang (sembuh) pada saat ini. Rata-rata usia produktif dan mereka tanpa gejala," ungkap Feny.
Feny menambahkan, penghuni rusun yang sebelumnya positif itu mayoritas belum menerima vaksin. Oleh karenanya, dari total 10.240 warga yang tinggal di 18 rusun itu, 10.190 di antaranya dijadwalkan untuk ikut vaksinasi massal.
"Karena dari total 10.240 itu yang positif ada 50 orang, sehingga belum bisa divaksin. Nah, mayoritas mereka (warga rusun) memang belum divaksin dan tidak mau divaksin. Makanya setelah mereka kami swab semua, kami beri pengertian dan sebagian besar sudah mau vaksin," pungkasnya.
Selain para penghuni rusun atau masyarakat umum, vaksinasi pada tahap ketiga di Surabaya juga menyasar beberapa kelompok masyarakat lainnya. Seperti Disabilitas, MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) dan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Sedangkan untuk SDM pendidikan jenjang SD dan SMP di Surabaya, vaksinasi sudah mencapai 100 persen.
"Nah pada tahap tiga, mulai tanggal 5 Juni itu kami juga sisir dari MBR, Disabilitas sama ODGJ," tutupnya.