URnews

Viral Video Pak Ribut Guru SD Bahas Kaum Sodom, Ini Kata Pengamat Pendidikan

Nivita Saldyni, Sabtu, 26 Maret 2022 11.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Viral Video Pak Ribut Guru SD Bahas Kaum Sodom, Ini Kata Pengamat Pendidikan
Image: Tangkapan layar video Pak Ribut yang viral. (TikTok @r_dancermanagement)

Lumajang - Seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Lumajang, Jawa Timur, bernama Ribut Santoso tengah viral di media sosial.

Guru yang akrab disapa Pak Ribut itu jadi sorotan usai membagikan video ketika membahas mengenai kaum sodom dan lesbian dengan murid-muridnya.

Dalam video yang dipostingnya di TikTok, tampak Pak Ribut tengah membahas hasil ujian agama kelas 2 SD bersama murid-muridnya. Pak Ribut kemudian menanyakan salah satu soal kepada muridnya.

“Pak Ribut mau tanya, ini kan ada soal ya. Nabi Luth as merupakan rasul Allah yang diutus kepada kaum apa?” tanya Pak Ribut.

“Kaum Sodom,” jawab seorang siswi bernama April.

“Kamu tahu nggak kaum Sodom itu kaum apa?” tanya Pak Ribut lagi.

“Ndak tahu,” sahut April.

Kemudian Pak Ribut pun menjelaskan apa yang dimaksud dengan kaum Sodom. Ia juga menjelaskan soal lesbian, orientasi seksual sesama jenis pada perempuan.

“Kaum Sodom itu laki-laki suka sama laki-laki. Kalau perempuan suka sama perempuan namanya apa? Les? Bi,” jelas Pak Ribut.

Video itu pun sontak mendapat respons beragam dari netizen. Ada yang menilai apa yang disampaikan Pak Ribut itu hal yang wajar, namun tak sedikit juga yang menilai hal itu kurang pas jika disampaikan ke siswa kelas 2 SD.

Namun bagaimana ya kalau menurut pengamat pendidikan?

Pengamat pendidikan Doni Koesoema menilai video itu wajar. Namun menurutnya guru perlu berhati-hati dalam bermedia sosial. Sementara terkait materi yang disampaikan Pak Ribut ke murid-muridnya. Doni menilai itu hal yang berat untuk diajarkan ke siswa SD.

“Sebenarnya materi ini berat kalau diajarkan ke anak-anak SD. Maka standar dalam kurikulumnya kalau memang itu bagian isi yang harus diajarkan, perspektif efektifnya lebih ditonjolkan,” kata Doni saat dihubungi Urbanasia, Sabtu (26/3/2022).

“Video itu menurut saya wajar, dan saya lihat anak-anaknya biasa saja, tidak kaget atau bereaksi seperti apa. Mungkin ini materi dari pelajaran agama. Masalah isi materi pelajaran agama sebaiknya membahas hal-hal fundamental saja dan yang umum,” imbuhnya.

Menurut Doni, pendidikan seksualitas dalam arti kesadaran gender memang seharusnya diajarkan sejak dini. Namun untuk tema terkait alat reproduksi, termasuk sodomi, bisa diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), tepatnya SMP kelas akhir.

“Fokusnya bukan informasi tentang sodomi atau lesbi, tapi persoalan tentang gender yang ada di masyarakat,” pungkas Doni.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait