WHO Stop Uji Coba Obat Malaria Buat Pasien COVID-19
Jakarta – Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan akan menghentikan sementara uji klinis hydroxychloroquine sebagai pengobatan pasien COVID-19.
Keputusan itu diambil dengan alasan keamanan, pasalnya jurnal medis yang dipublikasikan The Lancet menemukan obat itu memiliki efek samping serius. Dalam jurnal dikatakan orang yang menggunakan hydroxychloroquine lebih tinggi mengalami masalah jantung dan kematian.
Baca Juga: WHO Sebut Virus Corona Tidak Akan Hilang
“Kelompok eksekutif telah menerapkan jeda sementara hydroxychloroquine dalam uji coba solidaritas , sementara data keselamatan ditinjau oleh Dewan Pemantau Keamanan Data. ” kata Tedros dalam konferensi pers virtual di Jenewa, seperti dilansir NDTV.
Dari penelitian yang dilakukan dengan mengamati 96.000 pasien di ratusan rumah sakit berbeda, The Lancet mengatakan kalau obat itu tidak memiliki manfaat apapun bagi pasien COVID-19.
Tedros mengatakan penelitian The Lancet membuat mereka mempertimbangkan data yang sudah dikumpulkan sejauh ini. Keputusan untuk menghentikan sementara uji coba hydroxychloroquine juga dilakukan untuk mengevaluasi manfaat dan bahaya obat tersebut.
Meski demikian, Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan mengatakan kalau keputusan untuk menunda uji coba hydroxychloroquine adalah tindakan sementara.
Hydroxychloroquine selama ini digunakan untuk pengobatan radang sendi. Namun, beberapa pihak, termasuk Presiden AS Donald Trump menggunakan obat itu untuk mencegah dan mengobati virus corona. Trump bahkan meminta pemerintah AS membeli obat itu dalam jumlah besar.
Sementara Menteri Kesehatan Brazil juga merekomendasikan penggunaan hydroxychloroquine serta anti-malaria chloroquine untuk mengobati infeksi virus COVID-19, termasuk pasien COVID-19 yang bergejala ringan.