Wow! BMKG Pasang Alat Pendeteksi Tsunami Baru di Malang Selatan

Malang - Mengenai potensi tsunami setinggi 20 meter yang dikabarkan Kabupaten Malang juga bakal terdampak, BMKG telah memasang alat peringatan dini tsunami.
Alat yang tersambung dengan seluruh BPBD se-Jawa Timur serta kantor Bupati Malang itu dinamai Warning Receiver System (WRS) new generation.
WRS nantinya akan mengirim pesan apabila terjadi gempa di pesisir selatan Kabupaten Malang.
"Nantinya, WRS akan mengirim laporan pasca-terjadinya gempa kepada BPBD," ujar Kepala BMKG Karangkates, Musripan.
Langkah selanjutnya, apabila akan ada potensi tsunami di pesisir selatan Kabupaten Malang, maka akan dilakukan antisipasi.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika saat ini Kabupaten Malang telah memiliki empat WRS new generation. Masing-masing ditempatkan di Stasiun BMKG Karangkates, kantor Bupati Malang, BPBD Kabupaten Malang, dan BPBD Kota Malang.
"Dibandingkan daerah Jawa Timur lainnya, kami memiliki WRS terbanyak. Karena episentrum gempa bumi muncul di Kabupaten Malang wilayah selatan," terangnya.
Selain itu, BMKG Karangkates juga memasang alat sensor Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang berlokasi di Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan serta Karangkates, Kabupaten Malang.
Musripan pun menjelaskan, jika kedua alat ini sangatlah berbeda, InaTEWS adalah alat sensor gempa yang berpotensi adanya tsunami.
"Hasil sensornya kemudian dikirim dan diterima oleh WRS new generation," jelasnya.
Bahkan, WRS new generation sudah terpasang di BPBD seluruh Jawa Timur. Hanya saja menunggu peringatan apabila terjadi potensi tsunami di pesisir selatan.
Dengan adanya WRS new generation, ia berharap akan memberikan informasi dan mempercepat penyebarluasan gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
"Dan bisa mempercepat respon penanganan bencana," tandasnya.
Selama September 2020, setidaknya telah terjadi sebanyak 54 kali gempa bumi yang tercatat di BMKG Karangkates.