URnews

Novel Baswedan Ungkap Kejanggalan Tes Wawasan Kebangsaan KPK

Eronika Dwi, Minggu, 23 Mei 2021 12.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Novel Baswedan Ungkap Kejanggalan Tes Wawasan Kebangsaan KPK
Image: Novel Baswedan saat diwawancara tim Urbanasia. (YouTube Urbanasia)

Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan dinonaktifkan bersama dengan 74 pegawai KPK lain yang dinyatakan tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).

Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Pimpinan KPK No 652 Tahun 2021 yang diteken Ketua KPK Firli Bahuri per tanggal 7 Mei 2021.

Merasa janggal dengan tes tersebut, Novel Baswedan pun blak-blakan mengenai proses penyelundupan tes wawasan kebangsaan.

Novel Baswedan mengatakan bahwa peralihan pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) No 19 2019 dan PP 41 tahun 2020, yang mana tertuang, proses peralihan tidak boleh merugikan hak pegawai KPK.

"Dalam pembahasan peraturan komisi, tim perumus sama, sejak awal mengatakan bahwa semangatnya adalah peralihan dilakukan segera mungkin, secepat mungkin, dan tidak merugikan hak pegawai. Semuanya selaras" kata Novel Baswedan dalam wawancara di kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (22/5/2021) kemarin.

"Tapi di penghujung peraturan komisi itu akan disahkan, tiba-tiba ada yang menyelipkan norma tentang adanya tes wawasan kebangsaan," sambung Novel Baswedan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Novel Baswedan mengatakan, Firli Bahuri merupakan orang yang memasukkan adanya tes wawasan kebangsaan dalam proses alih status ini.

Padahal menurut Novel Baswedan, sebagai Ketua KPK, Firli Bahuri seharusnya tidak masuk dalam tim perumus, dia hanya memberi tugas.

"Dijawab waktu itu oleh Pak Firli, 'ini hanya memastikan pegawai KPK tidak ada yang terlibat organisasi terlarang, dipastikan cinta Pancasila dan UU 45 dan tentang moralitas atau integritas'," beber Novel Baswedan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait