URnews

Novel Baswedan Yakin Ada Rencana dan Orang Besar di Balik TWK KPK, Siapa?

Eronika Dwi, Kamis, 17 Juni 2021 15.42 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Novel Baswedan Yakin Ada Rencana dan Orang Besar di Balik TWK KPK, Siapa?
Image: Novel Baswedan. (Dok. Urbanasia)

Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yakin ada rencana besar dibalik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Menurut Novel, rencana itu seolah disiapkan untuk menyingkirkan ia dan 74 pegawai KPK lain dengan cara tak lolos TWK.

Sebab, Novel mengklaim, ia dan 74 pegawai KPK lain adalah orang-orang yang bekerja baik dalam upaya pemberantasan korupsi.

"Saya tidak meyakini ini kebetulan, tapi ternyata dari kawan-kawan 75 (yang tak lolos TWK) ini sebagian besar adalah orang yang kritis, orang-orang yang menangani kasus-kasus besar, dan kemudian orang-orang yang berhasil berkontribusi dalam perbaikan sistem, dalam pencegahan dan banyak hal lain lagi," kata Novel kepada Urbanasia di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (15/6/2021).  

Novel bahkan memiliki kecurigaan pada nama-nama tertentu, namun ia memilih tak menyebutkan secara gamblang di ruang publik.

"Pastinya ada (kecurigaan pada nama-nama besar), tapi kan nggak baik jika diomongin ke publik," ujar Novel.

Berkaca pada hal itu, Novel juga meyakini rencana tersebut ada kaitannya dengan orang-orang besar atau yang punya kepentingan untuk menjaga koruptor bisa leluasa.

"Saya meyakini ini (TWK) ada kaitannya dengan orang-orang besar atau orang-orang yang punya kepentingan untuk menjaga koruptor itu bisa leluasa atau kasus-kasus besar tertentu tidak terlihat, saya melihatnya seperti itu," kata Novel lagi.

Selain itu, Novel juga heran dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam tes tersebut. Novel mengaku, mendapat sejumlah pertanyaan tak masuk akal dalam tes TWK.

Salah satunya, Novel mengatakan, mendapat pertanyaan terkait UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Ia ditanya apakah UU tersebut melemahkan KPK atau sebaliknya.

"(Dijawab) Sampai hari ini saya mencari poin untuk menguatkan saya belum ketemu, sedangkan kelemahannya banyak," kata Novel.

Menurut Novel, pernyataan terkait UU Nomor 19 itu juga ditanyakan kepada pegawai lainnya, termasuk kepada mereka yang tak lolos.

Ia juga menyebut, ke-74 pegawai lain pun menjawab sama, yaitu UU Nomor 19 Tahun 2019 melemahkan KPK.

"Mungkin, ke-75 orang itu dianggap bermasalah karena menilai UU Nomor 19 itu melemahkan," ujar Novel.

Ketua KPK Punya Motif Sama dengan Koruptor

1607332633-Firli-Bahuri-Ketua-KPK.JPGSumber: Ketua KPK Firli Bahuri (YouTube KPK RI)

Novel melanjutkan, memiliki motif tak meloloskan 75 orang pegawai KPK karena takut menangkap koruptor adalah aneh dan tak bisa ia pahami.

"Ini bertolak belakang atau bertentangan dengan misi Pemberantas Korupsi. Kalau kemudian pimpinan KPK punya misi-misi seperti itu, ini kan aneh, kenapa seorang pemimpin KPK bisa punya keinginan atau punya motif yang bersesuaian dengan motifnya koruptor," kata Novel.

"Karena upaya untuk menyingkirkan (KPK) kan bukan hanya kali ini, sudah sering. (Di) 2016 saya diminta untuk mengundurkan diri dari KPK, (saya heran) masa orang yang bekerja baik, ungkap kasus banyak, terus bisa bekerja dengan optimal tiba-tiba disuruh mengundurkan diri," lanjutnya Novel.

Terkait hasil pun, Novel dan anggota KPK lain hingga kini belum menerima hasil dari tes TWK.

Saat ini, Novel dan 74 pegawai KPK lain yang tak lolos TWK, masih menunggu perkembangan dari sejumlah langkah hukum yang telah diambil, termasuk pelaporan ke Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), terkait polemik tes TWK.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait