URsport

Olimpiade Tokyo 2020: Rahmat Erwin Jawab Rasa Penasaran Sang Ayah

Rezki Maulana, Jumat, 30 Juli 2021 15.54 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Olimpiade Tokyo 2020: Rahmat Erwin Jawab Rasa Penasaran Sang Ayah
Image: Cerita Rahmat Erwin Abdullah yang meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 (dok.KOI)

Tokyo - Rahmat Erwin Abdullah tentu senang sekali dengan medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020. Ini sekaligus menuntaskan rasa penasaran ayahnya yang gagal tampil di ajang itu.

Rahmat Erwin membuat kejutan di cabang angkat besi nomor 73 kg. Berangkat dari babak kualifikasi, Rahmat Erwin sukses jadi yang terbaik dan melaju ke final menghadapi para lifter terbaik dunia.

Pada final yang dihelat, Rabu (28/7/2021) sore WIB, Rahmat sukses menggondol medali perunggu setelah mencatatkan total angkatan 342 kg, rinciannya 152 kg di snatch dan dan 190 kg di clean and jerk.

Rahmat pun sempat dag-dig-dug menunggu hasil lifter lainnya, tapi pada akhirnya dia berhak atas posisi ketiga terbaik, Rahmat cuma kalah dari lifter China yang membukukan angkatan snatch 166 kg dan clean & jerk 198 kg dengan total angkatan 364 kg. Catatan ini menjadi rekor Olimpiade.

Sementara itu, medali perak digapai Mayora Pernia Julio Ruben asal Venezuela. Dia mengumpulkan total angkatan 346 kg, hasil dari snatch 156 kg serta clean & jerk 190 kg.

Rahmat pun bangga bukan main dengan pencapaiannya itu mengingat dia sebelumnya cuma ditargetkan finis tujuh besar. Apalagi Rahmat bertanding dalam kondisi cedera paha.

Makin istimewa adalah Rahmat berhasil memenuhi ambisi sang ayah, Erwin Abdullah, yang juga mantan lifter nasional. Erwin juga ikut ke Tokyo sebagai pelatih Rahmat.

Dulu saat masih berkarier, Erwin gagal tampil di Olimpiade Athena 2004 karena mengalami cedera punggung, sama seperti Rahmat. Tapi, cedera Erwin dulu terbilang cukup parah sehingga dia gagal mempersembahkan medali untuk Indonesia.

Tapi, kini Erwin bisa bangga karena Rahmat sukses menggantikan tempatnya di podium medali. Rahmat menjadi lifter ketiga yang berhasil menyumbangkan medali untuk Indonesia di Olimpiade 2020 setelah Windy Cantika Aisah di 49 kg dan Eko Yuli Irawan di 61 kg.

"Saya masih ingat terus kata-kata bapak. 'Mat, kamu mau rasain yang pernah bapak rasain di Olimpiade. Soalnya, bapak belum sempat bertanding.' Itu selalu diulang terus sama bapak akhir-akhir ini," ujar Rahmat dalam keterangan resmi KOI.

"Saat itu, aku bilang gini. Aku mau rasain yang nggak pernah bapak alami yakni bertanding di Olimpiade. Kini, Saya tak cuma melakukannya di Olimpiade 2020 Tokyo, tetapi juga pulang membawa medali," sambungnya.

"Ayah tidak bisa bertanding di Olimpiade 2004 Athena karena waktu itu badannya sedikit tidak enak dan diperiksa dokter lalu dilarang bertanding."

Kini Rahmat sudah bisa menjawab rasa penasaran ayahnya. Dengan umur masih 20 tahun, Rahmat punya jalan lapang terbentang dan kini tinggal bagaimana dia meningkatkan lagi kariernya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait