URstyle

Operasi Bentall, Tindakan Tersulit untuk Pasien Gangguan Aorta

Kintan Lestari, Jumat, 13 November 2020 12.26 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Operasi Bentall, Tindakan Tersulit untuk Pasien Gangguan Aorta
Image: Ilustrasi nyeri dada. (Pexels)

Jakarta - Urbanreaders, ada yang pernah mengalami nyeri dada nggak nih? Kalau ada coba kamu segera periksa ke dokter. Pasalnya itu bisa saja berbahaya.

Karena salah satu penyebab nyeri dada adalah karena Diseksi Aorta. Apa sih itu? 

Diseksi aorta adalah gangguan lapisan dalam dinding aorta robek dan terpisah dari lapisan tengah dinding aorta.

Aorta adalah bagian terbesar dari pembuluh darah arteri yang memasok darah ke seluruh tubuh yang mana memanjang dari jantung hingga ke perut bawah.

Penyakit dalam aorta bisa menyebabkan penyempitan dan penggelembungan arteri, yang mana dapat menyebabkan diseksi aorta. 

Diseksi aorta adalah gangguan ketika lapisan bagian dalam pembuluh darah besar yang bercabang jantung (aorta) memiliki sobekan.

Robeknya aorta bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) dan tidak menimbulkan gejala. Namun bila dalam
dua hingga tiga jam tidak segera dioperasi, penderita akan meninggal. 

Belum lagi diseksi aorta  gejalanya mirip dengan aneurisma aorta, sehingga perlu pemeriksaan penunjang seperti CT scan. Kecepatan dan ketepatan dokter spesialis jantung dalam mendiagnosis diseksi aorta, menentukan keselamatan pasien.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan tersebut, di antaranya riwayat keluarga, hipertensi, naiknya tekanan darah secara mendadak, riwayat aneurisme aorta, artherosklerosis ataupun kelainan genetic (sindroma Marfan).

Berdasar kondisinya, ada dua jenis aorta yang robek, yakni tipe A dan tipe B. 

Tipe A yaitu saat bagian aorta robek ada pada pangkalnya yang menempel ke serambi jantung atau yang disebut dengan aorta asendens. Untuk tipe B, terjadi robekan aorta yang meluas dengan cepat hingga ke bagian lengkung aorta atau mencapai bagian proksimal dari aorta desendens.

Dari dua tipe itu, yang paling berbahaya dan mematikan adalah tipe A. Aorta asendens memiliki tiga cabang arteri. Bagian yang bercabang itu dikenal dengan nama aorta arch. Pada kasus diseksi tipe A, dua jenis aorta itulah yang robek parah sehingga perlu diganti dengan graft dari bahan dakron. 

Oleh sebab itu pasien diseksi tipe A harus ditangani melalui operasi sebab diperlukan kombinasi berupa bedah dan endovascular. Operasi penggantian aorta arch itu disebut dengan operasi Hemiarch Aorta Replacement.

Namun operasinya pun punya tingkat kesulitan tinggi. Untuk mengganti aorta asendens, kondisi pembuluh darah harus benar-benar bersih dari darah supaya ahli bedah bisa melihat dengan jelas seberapa panjang yang perlu diganti.

Selain itu juga supaya proses penyambungan dan pemotongannya bisa sempurna. Dengan begitu, setelah graft disambungkan, darah bisa kembali mengalir dengan sempurna. Nah, pengeringan itu yang sulit.

Sebelum dipotong, fungsi jantung dan paru-paru digantikan mesin heart lung. Bersamaan dengan itu, suhu badan pasien juga mulai diturunkan secara perlahan hingga mencapai titik yang nyaris terendah bagi seorang manusia yaitu 24-26 derajat celcius.

Penurunan suhu badan dimaksudkan untuk mengurangi aktivitas otak. Dengan aktivitas yang rendah, otak tak membutuhkan banyak darah. Setelah suhu mencapai derajat yang dibutuhkan, darah pun mulai dikuras dari tubuh. Artinya, aliran darah ke liver, ginjal, paru, apalagi jantung, usus, dan otot dihentikan.

Tetapi, aliran darah ke otak tidak boleh ikut berhenti. Otak harus tetap dialiri darah. Kalau sampai terhenti, pasien meninggal atau koma. Tetapi, karena aktivitasnya sudah diturunkan, kebutuhan darah di otak tidak banyak lagi. 

Detik-detik itulah yang paling menegangkan dan berisiko dalam operasi Bentall. Sebab, penghentian aliran darah tidak boleh lebih dari 40 menit.

Jadi dalam waktu 40 menit, dokter bedah akan menjahit aorta asendens yang koyak, memotong aorta arch dan menggantinya dengan graft. Pembuluh darah adalah sesuatu yang kecil sehingga penyambungannya membutuhkan ketelitian tinggi. 

Kesalahan sekecil apa pun bisa mematikan pasien karena nanti darah tidak bisa melewati pembuluh yang baru dijahit itu.

Dan untuk melakukan operasi pun perlu bantuan banyak pihak. Disamping dokter bedah dan dokter anestesi, ada perfusionis yang bertugas menjaga stabilitas aliran darah ke otak, stabilitas cairan dan organ-organ tubuh secara keseluruhan selama aliran darahnya dihentikan secara total. Perfusionis juga harus menjaga agar suhu badan pasien di kisaran 24-26 derajat celcius.

Setelah semua proses pembenahan bagian-bagian yang robek selesai, tim harus menghangatkan kembali suhu badan pasien secara perlahan agar aman bagi pasien. 

Itulah sebabnya, seluruh proses operasi memakan waktu hingga delapan jam. Dan pascaoperasi, tim dokter masih harus memperhatikan pasien dengan sangat cermat. Sebab, risiko pendarahan atau stroke atau hal-hal lain akibat proses pembekuan tadi bisa muncul setelah operasi.

Pasalnya resiko kegagalan dalam operasi Bentall yang didahului penggantian hemiarch sekitar 70 persen.

Operasi Bentall, seperti operasi aorta lainnya, termasuk salah satu operasi tersulit di dunia, sehingga memerlukan banyak persiapan, mulai dari tim ahli sampai teknologi yang mumpuni.

Dan operasi itu dapat dilakukan di OK/Cathlab Hybrid yang tersedia di Heartology Cardiology Vascular.

Heartology adalah cardiovascular center yang berfokus pada diagnostik, intervensi, bedah jantung dan pembuluh darah, serta aritmia.

Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan khusus, Heartology diperkuat oleh tim dokter spesialis  dengan subspesialisasi, yang ahli dan berpengalaman dibidang kardiovaskular serta ditunjang oleh  fasilitas yang modern.

"Kompetensi staf yang kami miliki baik secara personal maupun kolektif akan memberikan pilihan pengobatan berbasis bukti ilmiah untuk meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien dengan  gangguan jantung dan pembuluh darah," ujar Spesialis Intervensi Kardiologi dan Vaskular, Dokter Suko Ardiarto dari Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital, Jumat (13/11/2020).

Semua dokter di Heartology memiliki dedikasi yang tinggi sehingga pasien dapat bertemu tim dokter sesuai kebutuhannya. 

Penanganan penyakit kardiovaskular secara optimal juga memerlukan fasilitas diagnosis dan tindakan yang komprehensif sesuai kebutuhan pasien. 

"Untuk itu, kami membuat perbedaan ekosistem penanganan yang optimal dengan merancang fasilitas yang menyesuaikan keahlian, dedikasi, dan komitmen para dokter," tambahnya.

Dengan cara itu, tim dokter bisa melakukan transformasi dalam mendiagnosis dan menangani penyakit jantung yang kompleks Hybrid operating room, the first true hybrid operating room in Indonesia memungkinkan bedah minimal invasif dan konvensional di satu tempat.

The first HD Grid 3D Mapping System for Arrhythmia in Indonesia, memiliki presisi dan akurasi tinggi pada tindakan kateter ablasi. Perpaduan tim dokter dan teknologi ini akan memberikan hasil klinis lebih baik, opsi penanganan jantung sesuai kebutuhan pasien, efektiftivitas biaya dan pemulihan lebih cepat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait