URnews

Pakar Hukum soal Testimoni Koruptor: Masyarakat Tak Sepenuhnya Percaya

Shelly Lisdya, Senin, 23 Agustus 2021 13.10 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar Hukum soal Testimoni Koruptor: Masyarakat Tak Sepenuhnya Percaya
Image: Gedung KPK ditembak sinar laser berisikan tulisan kritikan. (Instagram @greenpeaceid)

Malang - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal merekrut mantan narapidana koruptor untuk menjadi testimoni pengalamannya menuai kritik publik.

Pakar hukum pidana Universitas Brawijaya (UB), Prija Djatmika menilai langkah ini sangat tidak efektif mengingat kepercayaan publik kepada KPK mulai menurun.

Prija menyebut alangkah baiknya lembaga antirasuah tersebut memilih kandidat lain, seperti mantan pejabat yang tidak pernah korupsi. Dengan demikian, kepercayaan publik akan kembali ke KPK.

"Kalau bicara efektif apa engga ya saya rasa engga. Perihal siapa yang jadi penyuluh, siapa saja sebenarnya bisa. Tapi kan semua orang bisa menilai, ya masa koruptur buat penyuluhan atau testimoni?" katanya kepada Urbanasia melalui sambungan telepon, Senin (23/8/2021). 

"Ini kan keserakahan seorang pejabat, beda dengan maling biasa. Masyarakat ya jadi ragu, nggak bisa sepenuhnya percaya. Saran saya ya KPK jangan pakai koruptor, lebih baik MUI atau pejabat yang bersih, kan masih banyak contohnya, bisa Buya Hamka atau lainnya," imbuhnya.

1629698728-IMG-20210823-WA0011.jpgSumber: Pakar hukum pidana Universitas Brawijaya (UB), Prija Djatmika. Sumber: Istimewa

Prija kembali menegaskan untuk KPK tidak mengambil langkah parsial. Sebab, apabila mantan napi korputor akan dipilih KPK dalam testimoni pengalamannya maupun langkah KPK untuk mengingatkan masyarakat sehingga jejak mereka tak akan diikuti oleh siapapun, dikatakan Prija, publik tetap tak akan percaya.

"Tetap tidak akan mencapai hasil optimal, ini sangat penting bagi KPK, jangan parsial gitu lah. Masyarakat cenderung nggak percaya, mantan maling kok penyuluh apalagi testimoni pengalamannya, yang ada nanti masyarakat tanya, lha mana kemarin dana hasil korupsinya? Atau jangan-jangan habis makanya dipilih. Saran saya cari pejabat yang bersih," tandasnya.

Sebelumnya, Plt Juru Bicara KPK Bidang Pencegahan Ipi Maryati mengatakan, terpilihnya mantan napi koruptor dalam testimoni tersebut akan menceritakan tentang pengalamannya selama menjalani proses hukum. Baik dampaknya pada diri sendiri, keluarga, maupun dalam kehidupan sosialnya.

Kini ada tujuh narapidana dari Lapas Sukamiskin, Bandung dan Lapas Tangerang yang lolos skrining untuk dimintai testimoninya dalam program ini. Mereka terpilih setelah pemetaan dilakukan psikolog terhadap narapidana yang masa tahanannya sudah hampir berakhir. 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait