URstyle

Pakar Kesehatan: Bahagia dan Positive Thinking Kunci Tangkal Virus Corona

Nunung Nasikhah, Rabu, 25 Maret 2020 09.34 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar Kesehatan: Bahagia dan Positive Thinking Kunci Tangkal Virus Corona
Image: Ilustrasi bahagia. (unsplash)

Malang – Tahu nggak sih ternyata ada lho resep jitu untuk menangkal penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru atau COVID-19?

Pakar Kesehatan Mental di Universitas Brawijaya (UB), Dr. Sumi Lestari, S.Psi., M.Si. mengatakan, untuk mencegah masuknya virus corona ke dalam tubuh, masyarakat diimbau untuk terus berbahagia, mengkonsumsi makanan gizi seimbang, berolah raga, menjaga kebersihan dan harus sering mencuci tangan.

Perempuan yang akrab disapa Sumi tersebut menjelaskan, ketika seseorang bahagia, maka tubuh akan memproduksi interferon-protein yang berfungsi melawan virus dan dapat membentuk imunitas.

"Untuk memunculkan rasa bahagia di tengah situasi seperti saat ini bisa dilakukan dengan bersyukur. Kunci bahagia itu akan muncul pada diri ketika kita mampu bersyukur. Dengan bersyukur membuat hidup kita akan merasa tenang, nyaman, damai dan bahagia tentunya," terangnya.

Rasa syukur yang ada di dalam diri manusia, kata Sumi, ternyata juga mampu meminimalisir emosi negatif seperti cemas, panik, khawatir, takut dan gelisah dan akan menggantinya dengan emosi positif seperti tentram, nyaman dan damai.

"Dengan bersyukur individu tidak merasa takut dengan cobaan karena yakin akan adanya jalan keluar dari masalah yang dihadapi," tuturnya.

Katanya, untuk memunculkan rasa bahagia, setiap manusia juga harus mampu untuk berpikir postif. Karena berpikir positif akan memunculkan energi positif.

Doctor of Clinical Psychology tersebut melanjutkan, rasa bahagia dalam diri manusia juga bisa disebabkan karena faktor social distancing.

Hal ini juga mengingat bahwa manusia sebagai mahkluk sosial selalu butuh bersosialisai, berinteraksi, dan berkumpul sehingga pembatasan interaksi ini membuat seseorang merasa kesepian, kehilangan dan perubahan mood.

"Bahkan berpengaruh pada hormon oksitosin atau hormon cinta yang berdampak pada tingkah laku. Respons emosi juga terlihat dalam membangun ketenangan, kepercayaan, dan stabilitas psikologi dan berperan mengatur ikatan sosial," kata Sumi.

Oleh karena itu, Sumi juga menyarankan agar masyarakat bijak dalam memilih sumber informasi yang valid, sebab banyak informasi hoaks tersebar dan tidak dapat dikontrol.

Ia juga berharap masyarakat tetap waspada dengan melakukan tindakan preventif berupa mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, menjaga imunitas tubuh dengan banyak mengkonsumsi vitamin C atau makanan yg mengandung antioksidan.

“Banyak berdoa dan patuh terhadap himbauan pemerintah untuk tetap stay at home dan work from home selama 14 hari untuk memutus mata rantai Covid-19 ini," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait