URstyle

Pakar Kesehatan Italia Sebut COVID-19 Bisa Melemah Tanpa Vaksin

Kintan Lestari, Selasa, 23 Juni 2020 14.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar Kesehatan Italia Sebut COVID-19 Bisa Melemah Tanpa Vaksin
Image: Ilustrasi vaksin virus corona. (labmanager.com)

Roma - Pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Data dari Worldmeter menunjukkan sampai siang hari ini (23/6/2020) sebanyak 9,1 juta orang terinfeksi virus corona. 

Para ilmuwan di seluruh dunia pun berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin yang dapat mengatasi wabah virus asal Wuhan tersebut.

Namun Profesor Matteo Bassetti, Kepala klinik Penyakit Menular di RS Policlinico San Martino, Italia, menilai 'perlombaan' menciptakan vaksin tidak begitu perlu. 

Melansir The Jerusalem Post dari The Telegraph, Basetti menyebut kalau virus akan berubah dalam berapa bulan yang artinya lama kelamaan virus corona akan melemah. 

"Kesan klinis yang saya dapat adalah bahwa virus ini berubah dalam tingkat keparahannya. Pada bulan Maret dan awal April, polanya sama sekali berbeda. Orang-orang datang ke unit gawat darurat dengan penyakit yang sangat sulit ditangani, dan mereka membutuhkan oksigen dan ventilasi; beberapa berkembang jadi pneumonia," kata Basetti. 

"Sekarang, dalam empat minggu terakhir, gambaran polanya benar-benar berubah. Mungkin ada viral load yang lebih rendah di saluran pernapasan, mungkin karena mutasi genetik pada virus yang belum ditunjukkan secara ilmiah. Juga, kita sekarang lebih sadar akan penyakit dan mampu mengatasinya," lanjutnya lagi.

Perubahan pola itu digambarkannya seperti harimau yang agresif pada bulan Maret dan April, tetapi sekarang seperti kucing liar. 

Lebih lanjut Basetti menyatakan kalau virus sudah bermutasi, sehingga sebenarnya bisa hilang sendiri tanpa vaksin.

"Saya pikir virus telah bermutasi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi terhadap virus, dan kita memiliki viral load yang lebih rendah sekarang karena penguncian, memakai topeng [dan] jarak sosial. Kita masih harus menunjukkan mengapa itu berbeda sekarang," dia kata.

"Ya, mungkin itu bisa hilang sama sekali tanpa vaksin. Kami memiliki lebih sedikit dan lebih sedikit orang yang terinfeksi dan bisa berakhir dengan virus sekarat," terangnya.

Ini bukan pertama kalinya seorang pakar kesehatan berteori bahwa virus ini melemah, guys. 

Pada bulan Mei, Prof. Karol Sikora, seorang ahli onkologi dan kepala petugas medis di Rutherford Health di Inggris, mengatakan kepada The Telegraph bahwa pandemi itu dapat berakhir "mereda dengan sendirinya".

Meski demikian, tidak semua orang setuju dengan teori itu. Lewat sebuah makalah, Dr. Bharat Pankhania, seorang dosen klinis senior di University of Exeter Medical School dan mantan konsultan Kesehatan Masyarakat Inggris, menyebut gagasan itu optimis dalam jangka pendek. Pankhania menyatakan kalau virus tidak akan mati dalam waktu singkat. 

"Itu akan terjadi jika tidak ada orang yang menginfeksi. Jika kita punya vaksin yang berhasil maka kita dapat melakukan hal yang serupa dengan cacar. Tetapi karena sangat menular dan menyebar, itu tidak akan hilang untuk waktu yang sangat lama," terang Pankhania. 

"Perkiraan saya berkisar dari 'tidak pernah' sampai - jika kita benar-benar beruntung dan itu semacam bermutasi dan bermutasi [dan] mungkin kehilangan virulensi - kita berbicara bertahun-tahun," prediksi Pankhania.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait