URguide

Pakar Psikologi Unair Ungkap Alasan Perempuan Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental

Nivita Saldyni, Selasa, 27 April 2021 12.08 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar Psikologi Unair Ungkap Alasan Perempuan Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental
Image: Kesehatan mental perempuan (ilustrasi: Pixabay/Pimnana)

 

Surabaya - Sebuah penelitian dari Homewood Health United Kingdom menyebutkan bahwa perempuan hampir dua kali lebih mungkin didiagnosis depresi dibanding pria. Artinya, perempuan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan mental ketimbang pria.

Menanggapi hal tersebut, Ike Herdiana, Pakar Psikologi Universitas Airlangga (Unair) menyebut bahwa hal ini karena perempuan kerap menghadapi banyak faktor pemicu masalah kesehatan mental. Salah satunya dalam ranah domestik, perempuan lebih banyak terlibat dalam pengasuhan anak. Belum lagi kalau ada keluarga yang mengalami kecacatan atau lanjut usia, biasanya perempuan yang akan mengambil tanggung jawab untuk mengurus mereka.

Baca Juga: 5 Cara Hadapi Sakit Hati Karena Dikhianati 

“Kultur masyarakat kita selalu membebankan pengasuhan anak pada perempuan saja. Padahal pengasuhan itu tugas sangat berat yang seharusnya dilakukan secara seimbang oleh ibu dan ayah. Hal ini penting karena tidak hanya terkait kesetaraan peran, tapi juga tumbuh kembang anak,” kata Ike dikutip dari situs Unair, Selasa (27/4/2021).

Selain itu juga, perempuan cenderung hidup dalam kemiskinan dibanding pria. Hal ini kemudian menimbulkan rasa tidak aman serta terisolasi dalam diri perempuan. 

Faktor lainnya, kata Ike, adalah kenyataan bahwa kasus kekerasan maupun pelecehan seksual hampir selalu terjadi pada perempuan dan anak-anak. Perempuan yang mengalami pengalaman traumatis lebih rentan terkena PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) dan dampak mental jangka panjang. Selain itu, lingkungan yang diskriminatif dan tidak ramah juga ternyata bisa loh memengaruhi kesehatan mental. 

Baca Juga: 4 Hal yang Membuat Perempuan Semakin Berdaya, Apa Saja?

“Kita masih menemui banyak stigma pada perempuan. Perempuan yang bekerja larut malam atau memakai pakaian berbeda sering menjadi sasaran stigma,” jelasnya.

Situasi lain yang tak menguntungkan bagi perempuan adalah tuntutan lingkungan, apalagi beauty standard yang ada di masyarakat kita. Belum lagi ada sebuah penelitian menunjukkan bahwa hampir 80 persen perempuan pernah mengalami gangguan makan akibat stres maupun keinginan untuk diet. Hal tersebut dapat memicu eating disorder hingga masalah mental lain.

Untuk itu Ike mendorong agar para perempuan mau lebih terbuka. Apalagi mengingat tingginya risiko akan gangguan kesehatan mental tersebut. Keterbukaan ini bisa dimulai dengan melibatkanndiri pada kegiatan support group atau mencari sumber dukungan dari keluarga dan orang terdekat lainnya.

“Jika kalian tidak bisa mendapat dukungan tersebut, segara hubungi professional. Lakukan juga kegiatan yang kalian sukai dan mampu meningkatkan mood positif. Cintailah diri Anda sendiri,” pesannya.

Dengan memiliki kesadaran pentingnya menjaga kesehatan mental, Ike yakin bahwa perempuan akan mampu menjadi pribadi positif yang memiliki tujuan, optimisme, kepercayaan diri, pemikiran positif, serta penghargaan tinggi pada diri sendiri. 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait