URnews

Paskibraka Asal Sulbar Gagal ke Istana, Keluarga Beberkan Kejanggalan

Dyta Nabilah, Kamis, 29 Juli 2021 13.44 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Paskibraka Asal Sulbar Gagal ke Istana, Keluarga Beberkan Kejanggalan
Image: Foto Kristina, Remaja yang Gagal Jadi Paskibraka Negara. (Facebook/Melkisedek Takatio)

Jakarta - Remaja bernama Kristina (16) asal Sulawesi Barat (Sulbar) gagal berangkat ke Jakarta sebagai Paskibraka untuk Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76. Alasannya, ia dinyatakan terinfeksi COVID-19 berdasarkan hasil swab PCR.

Merasa ada yang janggal, anggota keluarga Kristina membuat surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Surat terbuka tersebut disampaikan akun Facebook Melkisedek Takatio (Ekki). 

"Pak Presiden Joko Widodo yg kami hormati. Foto di bawah adalah foto adik kami Kristina (16) yang 'dibatalkan' keberangkatannya ke istana untuk jadi pasukan pengibar bendera pusaka pada HUT RI ke 76 bulan Agustus mendatang," tulisnya pada Rabu (27/7/2021).

Ekki menerangkan kronologi melalui surat terbukanya. Disampaikan, Kristina lolos tes dan menjadi calon Paskibraka utusan Sulbar. Kemudian, Gubernur Sulbar mengundang Kristina untuk pelepasan ke Mamuju.

Saat itu, Kristina melakukan swab PCR, dan pada Sabtu (24/7/2021) hasil tes keluar yang mana Kristina dinyatakan positif. Akhirnya, Kristina pun digantikan oleh orang lain.

"Setelah dinyatakan positif, dia dilepaskan begitu saja dari Mamuju naik mobil ke Mamasa tanpa ada tindakan termasuk tanpa APD. Intinya tanpa penanganan," ungkap Ekki.

Menurutnya, Kristina merupakan calon utama dari Mamasa. Terdapat cadangan yang berasal dari Pasangkayu, tetapi tidak diberangkatkan. Ekki heran mengapa justru anak lain dari Mamasa yang terpilih.

"Adik kami ini calon utusan utama dan ada cadangan dari Pasangkayu. Tapi kenapa yang berangkat adalah anak dari Mamasa, bukan yang cadangan tadi," tanya Ekki.

Lalu, Ekki mengatakan bahwa Kristina ditawarkan untuk jadi Paskibraka di Provinsi Sulbar. Kristina dibebaskan untuk memilih peran apa saja, termasuk pembawa baki.

"Pertanyaannya, kalau benar dia positif.. Kok bisa ya jadi paski di provinsi," lanjutnya.

Sepulang dari Mamuju, keluarga Kristina pun melakukan tes swab PCR ulang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa dan mendapat hasil negatif. 

"Sepulang dari Mamuju, diadakan tes PCR kedua dan ternyata hasilnya NEGATIF," katanya. 

Ekki pun meminta keadilan untuk keluarganya sehingga menemukan titik terang dari kejanggalan-kejanggalan yang ada. 

"Karena itu, selaku warga negara Indonesia, bangsa yang katanya beradab ini, kami mohon keadilan ditunjukkan kepada kami juga. Ada apa dibalik kejanggalan yang kami temukan ini? Terima kasih," tutup Ekki.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait