URsport

Pelatih Arema FC: Ada Suporter yang Meninggal di Pelukan Pemain

Nivita Saldyni, Senin, 3 Oktober 2022 15.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pelatih Arema FC: Ada Suporter yang Meninggal di Pelukan Pemain
Image: Ilustrasi - Suporter Arema FC, aremania. (aremafc.com)

Jakarta - Pelatih Arema FC Javier Roca mengaku hancur atas tragedi yang merenggut ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022. Terlebih pelatih asal Chile itu jadi salah satu saksi dan sempat melihat sendiri ada suporter yang meninggal di pelukan pemain usai laga Arema vs Persebaya Surabaya tersebut.

"Saya hancur secara mental. Saya merasakan beban yang sangat berat, bahkan tanggung jawab," ujar Roca dalam program Carrusel Deportivo milik radio Spanyol, Cadena Ser yang dikutip Urbanasia pada Senin (3/10/2022).

Menurut Roca tragedi Kanjuruhan tidak akan terjadi jika klub sepakbola dengan julukan Singo Edan itu berhasil mencetak gol dan membuat hasil akhir jadi imbang. Alhasil Roca yang resmi ditunjuk sebagai pelatih Arema FC sejak 6 September 2022 itu mengaku diliputi rasa bersalah luar biasa.

Lebih lanjut, Roca menjelaskan tidak tahu persis awal mula kericuhan yang tak pernah dibayangkannya akan terjadi ini. Ia mengaku baru tahu ada kericuhan di dalam stadion setelah mengikuti konferensi pers.

“Kami tidak pernah mengira ini akan terjadi, para pemain memiliki hubungan yang baik dengan para penggemar. Saya pergi ke ruang ganti dan beberapa pemain tetap berada di lapangan. Ketika saya kembali dari konferensi pers, saya melihat tragedi di dalam stadion," ungkap Roca.

"Pemain lewat dengan korban di tangan mereka. Yang paling mengerikan saat korban masuk (ruang ganti) untuk dirawat oleh tim dokter. Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal, ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," kenangnya.

Sebelumnya, kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 pada pertandingan Sabtu (1/10/2022) malam di Stadion Kanjuruhan berujung ricuh. Hal ini diawali dengan banyaknya Aremania (fan Arema) yang turun ke lapangan sesaat setelah pertandingan berakhir dan melampiaskan kekecewaannya kepada para pemain dan ofisial.

Aparat keamanan di lokasi pun berusaha pukul mundur massa yang turun ke lapangan, salah satunya dengan cara menembakkan gas air mata. Tindakan itu kemudian memicu kepanikan para suporter di tribun sehingga terjadilah upaya menyelamatkan diri pada waktu bersamaan.

Sayangnya karena terjadi penumpukan massa di salah satu pintu keluar, banyak penonton yang menjadi korban karena harus berdesakan dengan penonton lainnya.

Berdasarkan data Pemprov Jatim yang diterima Urbanasia, hingga Minggu (2/10/2022) malam tercatat ada 448 korban dari tragedi ini. Dari jumlah tersebut, 302 orang luka ringan, 21 orang luka berat, dan 125 orang meninggal dunia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait