URtech

Pemakaman COVID-19 di Kota Malang Terus Naik, Petugas Bertumbangan

Shelly Lisdya, Rabu, 7 Juli 2021 16.56 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pemakaman COVID-19 di Kota Malang Terus Naik, Petugas Bertumbangan
Image: Ilustrasi pemakaman jenazah COVID-19. (Pinterest/The Conversation)

Malang - Akibat dari melonjaknya kasus COVID-19 di Kota Malang, Jawa Timur sejak beberapa pekan lalu, angka kematian pun juga naik setiap harinya.

Pasa Senin (5/7/2021) kemarin, setidaknya ada 32 jenazah COVID-19 yang mengantre untuk dimakamkan pada hari itu juga.

Sayangnya, dengan keterbatasan petugas pemakaman yang tergabung dari UPT Pemakaman DLH, BPBD, PSC 119 Dinkes Kota Malang hingga para relawan, pada hari tersebut baru bisa dimakamkan sebanyak 26 jenazah COVID-19.

Kepala UPT Pemakaman Kota Malang, Taqruni Akbar mengatakan pihaknya harus mencari relawan tambahan untuk memakamkan jenazah. Ini dikarenakan banyak petugas yang meminta untuk istirahat setiap harinya karena kewalahan.

"Kami sempat kehilangan satu anggota yang meninggal sekitar empat bulan lalu. Kemudian ada satu petugas lainnya tengah dirawat di RSSA Malang karena kelelahan memakamkan jenazah COVID-19," katanya kepada awak media belum lama ini.

Menurutnya, seharusnya satu tim pemakaman harus terdiri delapan orang. Hanya saja, kini timnya hanya berisi enam orang. Padahal, dalam memakamkan jenazah bisa memakan waktu hingga 2,5 jam.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji dalam peninjauan di TPU Samaan menyebut jika kondisi COVID-19 sedang mengganas.

Dari hasil peninjauan, ada jenazah COVID-19 berusia 38 tahun yang baru saja dimakamkan dan tidak bergejala sama sekali.

"Dia sudah dirujuk di RS A kemudian dirujuk lagi ke RS B, kemudian meninggal dunia," katanya kepada awak media, Rabu (7/7/2021).

Padahal, ketika dirawat jenazah tersebut sudah diberikan obat khusus dengan harga yang relatif mahal. "Dia diberikan obat yang harganya itu Rp 3,8 juta, sekarang menjadi Rp 9 juta. Sudah dimasuki obat yang harga Rp 9 juta itu, tapi ternyata tetap meninggal dunia," tandasnya.

Guna memutus penyebaran COVID-19, Sutiaji meminta kepada masyarakat untuk kesadarannya dan mentaati PPKM Darurat dan tetap berada di rumah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait