URnews

Pemkab Malang Tanggung Biaya Pengobatan Korban Kerusuhan Kanjuruhan

Fitri Nursaniyah, Minggu, 2 Oktober 2022 07.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pemkab Malang Tanggung Biaya Pengobatan Korban Kerusuhan Kanjuruhan
Image: Bupati Malang, Sanusi. (Istimewa)

Jakarta - Kericuhan telah terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) usai Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Sebanyak 127 orang meninggal dunia dalam tragedi tersebut, sementara 180 orang masih dalam perawatan. Para korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Kajuruhan, RS Wava Husada, RS Hasra Husada, dan rumah sakit lainnya menggunakan ambulance.

Bupati Malang, HM Sanusi, dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) menyatakan Pemkab Malang akan menanggung semua biaya penanganan dan pengobatan korban kericuhan di Stadion Kanjuruhan.

"Meski tidak ada identitasnya, rawat semua. Untuk biaya semua nanti yang nanggung Kabupaten Malang," ucapnya.

Lebih lanjut, HM Sanusi menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan Pemkab Malang pada saat kejadian sudah mengawal pertandingan. Pihaknya juga menurunkan 50 unit ambulance untuk mengangkut ratusan korban di stadion.

HM Sanusi pun prihatin atas tragedi maut tersebut. Ia menyampaikan duka pada semua korban dan berharap tragedi maut di dunia persepakbolaan Indonesia ini jadi yang terakhir.

"Saya Bupati Malang dan Pemerintah Kabupaten Malang, kami prihatin dan turut berduka cita terhadap seluruh korban. Kami menyesalkan ada kejadian ini. Mudah mudahan ini kejadian terakhir di persepakbolaan Indonesia," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 127 orang meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022), menurut laporan Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta.

Kerusuhan ini terjadi setelah klub Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya. Para suporter turun ke lapangan untuk mengejar pemain dan ofisial. Tapi karena semakin banyak suporter yang turun, petugas keamanan pun melakukan pencegahan dengan menembakkan gas air mata ke arah tribun.

Akibatnya para penonton panik dan berbondong-bondong melarikan diri menuju pintu keluar, sayangnya terjadi penumpukkan sehingga banyak penonton sesak nafas, kekurangan oksigen, hingga terinjak-injak.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait