URnews

Penanganan COVID-19 di Sumenep dan Sampang yang Kini Masih ‘Zona Hijau’

Nivita Saldyni, Minggu, 12 April 2020 11.50 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penanganan COVID-19 di Sumenep dan Sampang yang Kini Masih ‘Zona Hijau’
Image: istimewa

Surabaya - Penyebaran virus corona di Jawa Timur (Jatim) makin menjadi. Kini, 32 wilayah sudah berstatus 'zona merah' atau terjangkit. Menariknya, 2 dari 38 kabupaten/kota di Jatim, yaitu Kabupaten Sumenep dan Sampang, masih berstatus 'zona hijau'.

Artinya, baik Kabupaten Sumenep maupun Sampang, masih belum memiliki kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), apalagi pasien positif COVID-19. Padahal, Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan yang sama-sama berada di Pulau Madura, sudah berstatus 'zona merah'.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan Sekda Provinsi Jatim Heru Tjahjono, melakukan video conference dengan Bupati Sampang Slamet Junaidi, untuk berbagi kisah tentang kondisi terkini di sana.

"Pak Bupati silahkan menceritakan rahasianya bagaimana menjaga Sampang hingga saat ini menjadi dua daerah se-Jatim yang masih berstatus zona hijau," kata Khofifah mengawali video conference.

Bupati Sampang Slamet Junaidi pun akhirnya menceritakan penanganan COVID-19 di daerahnya. Ia mengatakan, selama ini pihaknya selalu aktif melakukan pencegahan penyebaran COVID-19 dari pagi hingga pagi lagi.

"Kami aktif turun ke lapangan untuk memantau warga kami, dari pagi sampai malam, kadang hingga subuh juga. Sore ini, kami juga masih di lapangan, mobil kami sedang mogok di tengah hutan. Karena kami dengar ada hajatan pernikahan, kami meminta supaya itu diundur saja setelah COVID-19 berlalu," kata Slamet yang tengah berada di tengah hutan.

Meski masih berstatus 'zona hijau', ia mengaku bahwa ada 281 orang warganya yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan sekitar 10.000 orang berstatus Orang Dalam Risiko (ODR). Ia pun memastikan, mereka kini masih dalam pengawasan ketat oleh Pemkab Sampang.

"Insyallah besok Senin kami panggil semuanya (ODP dan ODR), kepala puskesmas, postu dan polindes, kami akan melakukan pendataan. Sekarang ini, sudah ada sebanyak sepuluh ribu lebih warga kami yang sampai di desa-desa, dan kami lakukan isolasi," katanya.

Dengan cara itu, ia berharap bisa mendapatkan data riil ODP dan ODR di wilayahnya. Dengan demikian, mereka bisa dipantau secara berkala dan dipastikan tetap berada di rumah.

Kabarnya, ODR di Kabupaten Sampang ini adalah pekerja migran yang mudik dari luar negeri, mulai dari Malaysia, Spanyol, hingga Amerika Serikat, guys.

Lebih lanjut, Slamet mengungkapkan bahwa ia telah mengerahkan seluruh UKM di daerahnya untuk membuat masker kain. Warga Sampang secara mandiri membuat masker kain yang bisa dilapisi dengan tisu.

Nantinya, masker hasil garapan warga itu akan dibeli pemerintah dengan anggaran dana desa. Alhasil, perekonomian warga Sampang di tengah pandemi corona masih bisa berjalan.

“Saya juga ingin masyarakat Sampang tidak sampai belanja di luar Sampang, jadi belanja kebutuhan, ya cukup di Sampang saja,” tegasnya.

Eits, tapi ternyata Slamet mengungkapkan bahwa sebenarnya ada warga Sampang yang berstatus PDP, loh. Ia adalah salah satu warga Sampang yang ikut pelatihan calon petugas haji di Surabaya pada bulan Maret lalu. Namun, ia tak kembali ke Sampang hingga saat ini, melainkan pergi ke Malang dan kemudian pulang ke Pamekasan.

Selain Sampang, Sumenep juga memperketat aturan penanganan COVID-19. Bupati Sumenep Busyo Karim memastikan siapapun yang datang ke Sumenep harus dalam kondisi sehat.

“Semua yang datang di-screening, dilihat kesehatannya. Diantaranya yang mudik. Selanjutnya, ada kesadaran masyarakat, karena dari tokoh masyarakat juga ikut melakukan imbauan. Seperti kalau ada pesta pernikahan, sebaiknya ditunda dulu,” kata Busyo.

Di tingkat desa, Kabupaten Sumenep menerapkan Desa Siaga COVID-19. Masyarakat setempat juga diminta memproduksi masker sendiri, untuk mencegah penyebaran virus corona. Selain itu, bilik-bilik sterilisasi juga didirikan di berbagai wilayah di Sumenep.

Hingga saat ini, tercatat ada 123 ODP di Kabupaten Sumenep, dan 82 orang di antaranya, tengah mengisolasi diri secara mandiri.

Salut dengan penanganan COVID-19 di dua daerah ini, Khofifah pun tak lupa memberikan semangat dan juga motivasi pada pemerintah daerah setempat.

“Terus semangat menjaga daerah kita agar tidak terjadi penyebaran virus. Dan tak henti, mari kita terus sosialisasikan ke masyarakat untuk stay at home, untuk memproteksi diri sendiri maupun orang lain,” pesan Khofifah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait