URstyle

Penggunaan Ganja Medis dan Kontroversinya di Indonesia

Itha Prabandhani, Minggu, 26 Juni 2022 17.42 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penggunaan Ganja Medis dan Kontroversinya di Indonesia
Image: Ilustrasi - Daun Ganja. (Pixabay)

Jakarta - Aksi seorang ibu di acara Car Free Day (CFD) yang membawa poster bertuliskan ‘Tolong, anakku butuh ganja medis’ viral di media sosial. 

Aksi berani ini dilakukannya sebagai bentuk permohonannya kepada pemerintah untuk melegalkan ganja medis demi pengobatan sang anak yang menderita Cerebral Palsy.

Sebenarnya apa sih manfaat ganja medis dan bagaimana penggunaannya sebagai pengobatan?

Penggunaan ganja sebagai bahan baku pengobatan masih menjadi kontroversi di Indonesia. Pasalnya, melegalkan penggunaan ganja bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, tepatnya penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf H, Pasal 8 ayat 1.

Pada pasal 8 ayat 1 jelas disebutkan bahwa ‘Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan’. Itulah mengapa di Indonesia penggunaan ganja tidak diperbolehkan, meskipun untuk kepentingan medis.

Namun demikian, ganja medis telah dilegalkan di sejumlah negara seperti Korea Selatan, Sri Lanka, Thailand, Turki, dan Kanada.

Melansir Web MD, ganja atau mariyuana berasal dari tanaman bernama Cannabis sativa. Tanaman ini memiliki 100 bahan kimia berbeda yang disebut dengan cannabinoid. Bahan kimia tersebut memiliki efek yang berbeda-beda pada tubuh.

Sebenarnya, senyawa cannabinoid juga diproduksi oleh tubuh secara alami untuk membantu mengatur konsentrasi, gerak tubuh, nafsu makan, rasa sakit, hingga sensasi pada indra. Namun pada ganja, efek sebagian senyawa ini sangat kuat dan dapat menyebabkan berbagai efek kesehatan serius jika disalahgunakan.

Sementara itu, ganja medis diartikan sebagai penggunaan tanaman ganja untuk mengobati penyakit atau gangguan kesehatan. Pada dasarnya, produk yang digunakan sama dengan produk ganja yang diketahui secara umum sebagai salah satu obat terlarang, namun ganja medis diberikan untuk alasan medis.

Hingga kini, para ahli masih terus meneliti khasiat ganja untuk kesehatan, khususnya untuk mengobati sejumlah penyakit di antaranya Alzheimer, kanker, Crohn, HIV/AIDS, epilepsi, anoreksia, hingga penyakit mental seperti schizophrenia dan PTSD.

Sayangnya, para ahli belum bisa mengklaim bahwa terapi ganja dapat menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut. Namun demikian, terapi ganja medis diketahui dapat memberikan sejumlah efek positif pada penderita seperti mengurangi rasa sakit yang kronis serta mengurangi mual dan muntah akibat kemoterapi.

Selain itu, senyawa cannabinoid juga dapat mengurangi gangguan kecemasan, mengatasi peradangan, membunuh sel kanker, mengurangi ketegangan otot, dan meningkatkan napsu makan bagi penderita HIV/AIDS maupun kanker.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait