URnews

Penglihatan Terbatas, Seperti Apa Keseharian Novel Baswedan di KPK?

Kintan Lestari, Rabu, 1 Juli 2020 18.34 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penglihatan Terbatas, Seperti Apa Keseharian Novel Baswedan di KPK?
Image: Novel Baswedan saat diwawancara tim Urbanasia. (YouTube Urbanasia)

Jakarta - Kasus penyiraman air keras pada Novel Baswedan membuat mata kiri pria 43 tahun itu tidak bisa melihat.

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu pun hanya bisa bergantung dengan mata kanannya. Tapi itu pun tidak bisa sepenuhnya karena mata kanannya tidak bisa melihat normal seperti dulu.

Di tengah keterbatasannya itu, pria yang akrab disapa Bang Novel ini mengaku tengah berusaha beradaptasi dengan kekurangannya.

Kepada Urbanasia beberapa hari lalu, Novel Baswedan menceritakan bagaimana dirinya beradaptasi dengan matanya sehari-hari.

"Aktivitas sehari-hari ya saya harus bisa menyesuaikan diri dengan keterbatasan penglihatan, terkait dengan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari lainnya," pungkas Novel Baswedan pada Urbanasia di Gedung Merah Putih KPK, Rabu (24/6/2020).

Pasalnya Novel tidak bisa melihat jelas terkait beberapa kondisi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mata kanan penyidik KPK itu sedikit rabun.

"Mata kanan saya karena luka di bagian kornea, dan selaput di depannya sobek sebagian besar. Kemudian kornea yang luka ini direspons dengan badan menumbuhkan pembuluh darah di dalam kornea. Ini halangan penglihatan yang pertama," jelasnya.

"Kedua, selaput yang sobek itu tumbuh tapi tumbuhnya bergelombang sehingga penglihatan bermasalah. Yang ketiga selaput ini ada bercak-bercak putihnya yang terjadi karena serangan bahan kimia, dan itu yang membuat penglihatan saya lebih rabun," katanya lagi.

Kemampuan mata Novel Baswedan untuk bisa melihat jelas juga dipengaruhi kondisi fisik, cahaya yang diterima mata, dan jika matanya kering. Itu semua membuat dirinya sulit melihat.

Terkait pekerjaannya sebagai seorang penyidik, tentu dirinya perlu membaca beberapa berkas. Dengan kondisi sekarang ini, ia menggunakan senjata rahasia untuk membantunya dalam pekerjaan, yaitu kaca pembesar.

"Terkait hal-hal membaca saya harus mensiasati bagaimana itu bisa dilakukan. Saya membaca kalau nggak banyak bisa, tapi kalau banyak tentunya sulit. Saya kalau pergi-pergi selalu membawa senjata andalan penyidik," ungkapnya sambil memperlihatkan kaca pembesar yang dibawanya.

Novel Baswedan hanya bisa berharap mukjizat dari Allah supaya dirinya bisa melihat lebih baik.

Nah, itu dia senjata rahasia Novel Baswedan yang selalu dipakainya kala bekerja.

Kira-kira apa lagi ya yang diungkap Novel Baswedan ke Urbanasia? Saksikan video wawancara Urbanasia dengan penyidik KPK, Novel Baswedan berikut ini!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait