URnews

Perusahaan Asal Korsel Diduga Kuat di Balik Pembakaran Hutan Papua

Shelly Lisdya, Jumat, 13 November 2020 09.06 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Perusahaan Asal Korsel Diduga Kuat di Balik Pembakaran Hutan Papua
Image: Mighty Earth

Jakarta - Korindo Group perusahaan asal Korea Selatan diduga telah membakar hutan hujan di Papua. Padahal praktik tersebut dilarang oleh hukum.

Kelompok penelitian di Universitas London, Greenpeace International and Forensic Architecture telah mengumpulkan bukti-bukti indikasi pembakaran hutan yang disengaja oleh perusahaan patungan Indonesia dan Korea Selatan tersebut.

Guna menentukan asal kebakaran di konsesi yang dimiliki oleh anak perusahaan Korindo PT Dongin Prabhawa di kabupaten Merauke, Papua, Arsitektur Forensik melihat citra satelit NASA dari Oktober 2011 hingga Januari 2016. 

Analisis video dari survei udara yang dilakukan oleh juru kampanye Greenpeace Internasional pada tahun 2013 lalu, mengumpulkan bukti-bukti dugaan kuat pembakaran lahan. 

Arsitektur Forensik mencatat bahwa pola kebakaran, arah dan kecepatan pergerakannya sesuai dengan pola pembukaan lahan pada periode Februari hingga Mei 2012.

Kemudian Juli hingga Desember 2012, Februari 2013, April hingga Desember 2013, Januari 2014, April hingga Desember 2014, dan Mei hingga Desember 2015.

 “Jika kebakaran di konsesi Korindo terjadi secara alami, wabah tidak akan terjadi,” kata peneliti senior Arsitektur Forensik Samaneh Moafy, seperti yang dilansir tim Urbanasia dari laman Mongabay.

“Tetapi, melacak pergerakan deforestasi dan kebakaran dari waktu ke waktu, menunjukkan bahwa kebakaran terjadi secara berurutan dengan kebakaran yang terjadi setelah pembukaan dari arah barat ke timur dan sebagian besar terjadi di dalam batas konsesi Korindo,” tambahnya.

"Jelas ini merupakan indikasi pembakaran yang disengaja," singkatnya.

Pembakaran hutan hujan yang disengaja ini untuk membuka lahan kelapa sawit, yang bertujuan untuk bahan dasar makanan dan kosmetik.

Perbandingan dengan perkebunan terdekat yang dimiliki oleh perusahaan lain, seperti PT Internusa Jaya Sejahtera, menunjukkan bahwa kebakaran dan pembukaan lahan di PT Dongin Prabhawa lebih sering terjadi dan menunjukkan arah yang lebih kuat.

Kuat dugaan, jika hutan hujan di Papua memang sengaja dibakar. 

Pada tahun 2016 lalu, tuduhan pembakaran oleh Korindo juga pernah terjadi. Koalisi LSM, termasuk kelompok kampanye Mighty Earth, menerbitkan laporan tentang Korindo yang mengidentifikasi setidaknya 30 ribu hektar (74 ribu hektar) deforestasi dan lebih dari 900 titik api di perkebunan kelapa sawit Korindo di Papua dan provinsi Maluku Utara sejak  2013.

Bahkan sejak tahun 2001, Korindo diduga telah menebangi 57 ribu hektar (141.000 acre) hutan hujan di Papua, luas ini sama saja dengan luas wilayah Chicago, yang telah diukur oleh Papua Atlas.  

Sekadar diketahui, Atlas Papua adalah peta interaktif real-time yang menunjukkan sebaran perkebunan dan jalan di wilayah Papua, dikembangkan oleh Center for International Forestry Research (CIFOR).

Tak hanya itu, dari laporan terbaru Greenpeace, setidaknya 11.300 hektar (28.000 acre) konsesi Korindo terbakar dari 2015 hingga 2019.

Pada tahun 2017, Mighty Earth mengajukan pengaduan terhadap Korindo, yang mengontrol sebagian besar perkebunan kelapa sawit di Papua, kepada Forest Stewardship Council (FSC) yang dianggap sebagai badan sertifikasi terkemuka dunia untuk industri kehutanan berkelanjutan.

Setelah penyelidikan selama dua tahun, FSC telah mensertifikasi beberapa operasi kehutanan Korindo, menyimpulkan dalam sebuah laporan yang disunting secara besar-besaran bahwa ada bukti yang tidak diragukan lagi. Dan telah terjadi pembukaan hutan alam dalam skala besar di dalam konsesi Korindo.

Hanya saja, FSC tidak menemukan bukti yang cukup kuat terkait pembakaran hutan yang disengaja.

“Meskipun citra satelit menunjukkan adanya asap dari kebakaran di wilayah konsesi Korindo, namun tidak dapat ditentukan bahwa kebakaran dilakukan dengan maksud untuk membuka lahan,” kata FSC.

Alih-alih membela diri, Korindo melalui situsnya menulis jika tidak pernah menggunakan dan tidak akan pernah menggunakan api untuk membersihkan lahan dalam operasinya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait