Pola Tidur yang Dianjurkan agar Tetap Energik Selama Berpuasa

Jakarta - Saat bulan Ramadan, kebiasaan tidur jadi ikut berubah karena harus bangun sebelum subuh untuk sahur. Pola tidur yang berbeda ini banyak membuat orang merasa lemas dan tidak berenergi selama menjalankan ibadah puasa.

Padahal, meskipun berpuasa, kita tetap harus menjalankan kewajiban sehari-hari seperti bekerja, beraktivitas sosial, maupun mengurus keperluan pribadi.

Selain berolahraga dan menjaga asupan makanan yang baik, kamu juga bisa mengatur pola tidurmu untuk memaksimalkan energimu saat 13 jam tidak makan dan tidak minum.

Menurut National Sleep Foundation (NSF) seperti dikutip dari Independent, durasi tidur yang ideal bagi orang dewasa menurut para ilmuwan adalah 7-9 jam per harinya. Namun, para ahli juga menyoroti kebiasaan anak muda dalam mengakses komputer dan ponsel.

Interaksi yang intensif dengan gawai, yaitu sekitar 4 atau 5 jam sehari, dapat berpengaruh buruk terhadap kualitas tidur, guys. Karena itu, untuk mengembalikan energi dalam tubuh, kamu perlu mengimbanginya dengan menambah tidur 1 jam lagi, menjadi 10 jam.

Nah, selama bulan Ramadan, kamu bisa mengubah kebiasaan tidurmu dengan beberapa cara berikut.

• Tidurlah lebih awal, yaitu pada jam 9 atau 10 malam dan matikan semua gawai.
• Sahurlah sekitar jam 3 pagi.
• Sesudah sahur, jangan langsung tidur lagi, karena kebiasaan ini akan mengganggu sistem pencernaan kamu, guys. Berilah selang waktu kira-kira 2 jam, hingga waktu sesudah salat subuh.
• Sesudah salat subuh, kamu boleh tidur lagi selama maksimal 2 jam.
• Bangunlah sekitar jam 7 pagi dan sempatkan berolahraga ringan selama 30 menit.
• Karena kerja dari rumah, kamu bisa mandi dan mulai bersiap untuk bekerja pada jam 8 pagi.
• Saat siang hari selepas salat duhur, kamu bisa tidur siang kira-kira selama 1 jam sebelum kembali melanjutkan aktivitasmu.

Meskipun tidur selama berpuasa juga mendapatkan pahala, kamu tidak dianjurkan untuk tidur terlalu lama ya, guys. Kebanyakan tidur justru akan mengganggu kesehatan kamu, seperti risiko diabetes, penyakit jantung, cepat lupa, dan obesitas.