Postingan Trump Dibiarkan, Karyawan Facebook Protes Lewat Tagar #TakeAction

Jakarta - Ratusan karyawan Facebook melancarkan aksi mogok kerja sebagai bentuk protes pada Mark Zuckerberg.
Pasalnya, bos Facebook itu membiarkan postingan Donald Trump terkait kematian George Floyd tetap terpajang.
Zuckerberg menilai postingan Trump tidak melanggar kebijakan Facebook. Ini berbeda dengan Twitter yang langsung menurunkan kicauan Presiden AS yang menyebut demonstran adalah penjahat.
Menurut Twitter postingan tersebut dinilai menglorifikasikan tindakan kekerasan sehingga melanggar kebijakan mereka.
Nah, karena saat ini masih menjalankan work from home, para karyawan Facebook melakukan mogok secara virtual. Dimulai dengan memposting protesnya mereka dengan tagar #TakeAction di Twitter yang notabenenya kompetitor Facebook.
Lalu tidak bekerja seharian guna turun ke jalan untuk ikut aksi unjuk rasa di daerah mereka masing-masing.
Tidak sampai disitu, jika keputusan Zuckerberg tidak direvisi, dua pegawai senior Facebook berniat hengkang dari perusahaan tersebut.
Menanggapi kabar protes ini, Juru bicara Facebook Inc Andy Stone menuturkan bahwa perusahaan memperbolehkan karyawan yang berpartisipasi dalam protes untuk mengambil cuti. Selain itu perusahaan memahami kekecewaan mereka.
“Kami mendorong karyawan berbicara secara terbuka ketika mereka tidak setuju dengan kebijakan. Saat kami menghadapi keputusan sulit seputar konten, kami akan terus meminta respons jujur mereka,” katanya.
Beredar rumor kalau Zuckerberg siap berdiskusi dengan para karyawan terkait masalah ini. Sayangnya juru bicara Facebook enggan menanggapi kabar tersebut.