URnews

Pria Ini Ungkap Kesaksian Bentrok FPI dan Polisi di Tol Jakarta-Cikampek

Nivita Saldyni, Kamis, 10 Desember 2020 18.11 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pria Ini Ungkap Kesaksian Bentrok FPI dan Polisi di Tol Jakarta-Cikampek
Image: Wartawan senior FNN, Edy Mulyadi di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50. (YouTube MimbarTube)

Jakarta - Seorang wartawan senior dari Forum News Network (FNN), Edy Mulyadi baru saja membeberkan pengakuan saksi mata di lapangan terkait bentrok antara FPI dan polisi yang menewaskan enam Laskar FPI beberapa waktu lalu.

“Saya, Edy Mulyadi dari lokasi (Tol Jakarta-Cikampek KM 50) memastikan bagaimana situasi sebenarnya. Apakah benar cerita dari versi polisi yang langsung disampaikan Kapolda Metro Jaya Fadil Imran atau versi FPI seperti disampaikan Munarman dan Ketua Umum FPI Sobri Lubis,” kata Edy dalam video pengakuan saksi mata yang diposting di YouTube MimbarTube, Rabu (9/12/2020) malam.

Edy mengaku telah berhasil mewawancarai beberapa narasumber di lokasi yang mengaku berada di lokasi kejadian tersebut. 

“Saya mendengar informasi dari orang lain yang saksi, dia saksi mata. Kejadiannya malam itu, dia sedang nunggu di sini,” kata Edy sambil menunjuk sebuah gang kecil menuju ke toilet di ruas Tol Jakarta-Cikampek KM 50.

Menurut keterangan sumber yang menyaksikan kejadian dari jarak sekitar 8-10 meter itu, sebanyak 10 mobil polisi telah berjaga di lokasi tersebut sejak Minggu (6/12/2020) pukul 18.00 WIB. Dari 10 mobil yang ada, tiga di antaranya adalah mobil patroli.

“Jadi menurut saksi mata ada mobil satu dipepet, dipalang. Dan di situ polisi banyak banget. Bahkan kata dia sejak sore jam 6 itu sudah banyak polisi,” jelasnya.

Dalam pernyataan sumber tersebut, Edy menemukan satu kejanggalan. Saksi menyebut tak pernah ada baku tembak, sebab tembakan hanya terdengar sebanyak dua kali ke arah satu mobil, tanpa ada tembakan balasan.

“Jadi kalau polisi mengatakan ada baku tembak menembak, sekali lagi si saksi mata yang tidak ingin ditampilkan nama dan wajahnya mengatakan cuma dua kali. Dia mengatakan bahwa yang menembak adalah polisi. Orang yang di dalam mobil (yang dipepet) sama sekali tidak membawa senjata karena tidak melakukan tembakan balasan. Jadi dipalang dari depan, kemudian ditembak pakai laras panjang,” beber Edy.

Selain menembak ke arah penumpang, polisi juga dikatakan menembak ban kiri mobil. Kata Edy, agar mobil tersebut tidak kabur. Bahkan usai tembakan itu, Edy mengatakan saksi mata melihat dua orang tewas di tempat. 

“Dua orang ditembak, lalu kira-kira setengah jam, datang ambulans. Dua mayat dibawa keluar, digotong dibawa ambulans. Empat orang lagi masih hidup, satu terpincang pincang kakinya dan dipindahkan dengan mobil lain. Dibawa pergi entah kemana,” jelasnya.

Selain tak ada baku tembak yang terjadi, kejanggalan lain yang ditemukan Edy adalah cerita polisi yang kurang akurat. Sebab menurut saksi, polisi tak pernah melakukan olah TKP.

“Sementara ini saya menyimpulkan bahwa info dari polisi tidak akurat. Saya tidak berani bilang bolong, tapi tidak akurat. Walaupun dini hari kejadiannya, jalur ini ramai. Tidak ada garis polisi seperti yang diceritakan narsum saya tadi. Yang ada polisi mengusir orang-orang yang datang. ‘Tidak boleh, menjauh, menjauh. Ada teroris’,” kata Edy menirukan cerita saksi mata.

Namun ketika ditanya soal barang bukti yang diamankan polisi, Edy mengatakan saksi mata tak bisa memastikannya.

“Dia memastikan tidak ada baku tembak karena yang di dalam mobil tidak membalas tembakan. Jadi tidak membawa senjata api. Tentang samurai segala macem, dia tidak bisa memastikan,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait