URnews

Profil Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers yang Berpulang di Usia 67 Tahun

Alfian Muntahanatul Ulya, Minggu, 18 September 2022 15.29 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Profil Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers yang Berpulang di Usia 67 Tahun
Image: Azyumardi Azra, cendekiawan muslim Indonesia yang meninggal dunia di Malaysia (Foto: Instagram/@prof.azyumardi)

Jakarta - Kabar duka datang dari Ketua Dewan Pers periode 2022-2025, Azyumardi Azra yang menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Minggu (18/9/2022) setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Malaysia.

Hal ini terdengar sampai ke telinga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi yang mengaku kaget dengan kabar Buya Azra tutup usia.

"Selamat jalan Prof Azyumardi Azra. Belum hilang rasa sedih kita kehilangan Buya Syafii Maarif, kini ditambah dengan berpulangnya Buya Azra. Semoga husnul khatimah," tulis Burhanuddin di Twitter, dikutip Urbanasia Minggu (18/9/2022).

Dikenal sebagai cendekiawan muslim, Azyumardi Azra wafat di usia 67 tahun. Seperti apa sosoknya sebagai akademisi semasa hidup? Simak ulasan yang dirangkum dari berbagai sumber sebagai berikut.

1663489326-Azyumardi.jpgSumber: Sosok Azyumardi Azra, cendekiawan muslim Indonesia yang meninggal dunia di Malaysia (Foto: AntaraNews)

Perjalanan Hidup

Pria kelahiran 4 Maret 1955 ini dikenal sebagai cendekiawan muslim yang telah lama berkiprah di dunia pendidikan. Sebagai akademisi, tentu latar belakang akademiknya tidak perlu diragukan lagi.

Ia mengawali karier pendidikannya sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982. Setelah merampungkan studi, Azra melanjutkan pendidikan ke Columbia University Amerika Serikat mengambil jurusan Bahasa dan Budaya Timur Tengah dan mendapat beasiswa fullbright pada tahun 1988.

Masih di kampus yang sama, kala itu ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship lalu berpindah ke departemen sejarah dan mendapatkan gelar Master of Arts (MA) pada tahun 1989.

Kemudian, di tahun 1992 ia kembali mengejar pendidikannya dan mendapatkan gelar Master of Philosophy (M.Phil) dan Doctor of Philosophy Degree dari departemen sejarah Columbia University.

Setelah menuntaskan pendidikan, Azra kembali pulang ke Tanah Air pada tahun 1993. Sepulangnya dari AS, ia mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi dari Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.

Pada 1994-1995, ia mengunjungi Southeast Asian Studies di Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, sambil mengajar sebagai dosen di St. Anthony College.

Azra pernah menjadi profesor tamu di Universitas Filipina dan Universitas Malaya tahun 1997 silam. Ia juga anggota dari Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, antara tahun 1997-1999.

Kemudian, kariernya berlanjut ketika ia terpilih sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjabat mulai tahun 1998-2006. Setelah itu, pada Desember 2006 ia lanjut menjabat sebagai Direktur Pascasarjana di kampus yang sama.

Lebih jauh, Azra didapuk sebagai orang Asia Tenggara pertama yang diangkat menjadi Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia dari tahun 2004-2009. Tak hanya itu, di tahun yang sama ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan.

Berbagai Penghargaan

Beberapa penghargaan berhasil diraih oleh Azra semasa hidupnya, salah satunya adalah dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2017.

Menurut Kepala LIPI yang menjabat kala itu, Bambang Subiyanto menuturkan jika Azra memang layak memperoleh award tersebut.

"Award ini penghargaan tertinggi di bidang ilmu pengetahuan. Award yang dibuat untuk mengenang Kepala LIPI pertama ini diberikan kepada Profesor Azyumardi Azra dengan alasan karena mampu mendinginkan bangsa," ujar Bambang.

Menurutnya, Azra merupakan pemikir kritis dalam kemajuan kebudayaan dan keagaman di Indonesia. Pemikirannya selalu syarat untuk memajukan ilmu pengetahuan Indonesia.

Oleh sebab itu, tak ayal jika Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam dari Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini didapuk sebagai pemenang award tersebut. Dan pada bulan Mei 2022, Azra dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait