URnews

Protes DBH dan Ancam Gabung Malaysia, Bupati Meranti Dipanggil Kemendagri

William Ciputra, Minggu, 18 Desember 2022 08.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Protes DBH dan Ancam Gabung Malaysia, Bupati Meranti Dipanggil Kemendagri
Image: Bupati Meranti, Muhamamd Adil. (Instagram/Muhammad_adil_riau)

Jakarta - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan memanggil Bupati Meranti, Muhammad Adil terkait komentar dan ancamannya dalam Rakornas Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah se-Indonesia pada Sabtu, 10 Desember 2022 lalu. 

Menurut Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri, Agus Fatoni, Adil akan dipanggil pada Selasa, 20 Desember mendatang untuk dimintai keterangan terkait protesnya terhadap jatah Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas (migas) yang ia persoalkan. 

“Rencana Selasa besok mau diadakan pertemuan, difasilitasi ya, tentu (bersama) komponen terkait, kementerian terkait,” kata Agus melansir Antara, Minggu (18/12/2022). 

Agus menjelaskan, pertemuan itu akan melibatkan sejumlah pihak mulai dari Kemendagri, Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Pemerintah Provinsi Riau, serta Kabupaten Meranti. 

Pertemuan itu, kata Agus, dalam rangka mediasi dan akan digelar secara tertutup di Kantor Kemendagri, Jakarta. Meski demikian, ia berjanji akan menyampaikan hasil pertemuan kepada masyarakat. 

Diketahui, nama Bupati Meranti, Riau, Muhammad adil menjadi sorotan publik dalam beberapa waktu terakhir. Sebabnya adalah video viral saat ia melontarkan kritik terhadap jatah Dana Bagi Hasil dari Kementerian Keuangan yang dinilainya tidak adil bagi Kabupaten Meranti. 

Protes tersebut dilontarkan Adil saat Rakornas Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah se-Indonesia di Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri Syariah pada Sabtu (10/12/2022) lalu. 

Dalam rapat tersebut, Adil mempertanyakan DBH minyak dan gas di Kepulauan Meranti. Menurutnya, uang yang diperoleh daerahnya tidak sesuai dengan banyaknya minyak yang dihasilkan. 

“Kami daerah miskin, kala kami kaya kami biarkan saja sudah ambil Rp 10 triliun pun nggak apa-apa. Kami daerah miskin, daerah ekstrem. Jadi kalau daerah miskin ada minyak bapak ibu ambil uangnya entah dibawa kemana, pemerataan, pemerataan kemana seharusnya kami ini yang menjadi prioritas,” kata dia dalam video disiarkan akun YouTube Diskominfotik Provinsi Riau itu. 

Tak hanya itu, Adil juga mengancam akan angkat senjata atau bergabung dengan Malaysia jika tuntutannya tak diindahkan. Di akhir, Adil juga walk out dari ruangan acara. 

“Maksud saya, kalau bapak tak mau mengurus kami, pusat tidak mau mengurus Meranti, kasihkan kami ke negeri sebelah (Malaysia). Apa perlu Meranti angkat senjata? Kan tak mungkin,” tegasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait