URtech

Punya 500 Juta Pengguna, Ini yang Perlu Diketahui soal Telegram

Afid Ahman, Kamis, 14 Januari 2021 19.35 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Punya 500 Juta Pengguna, Ini yang Perlu Diketahui soal Telegram
Image: Ilustrasi aplikasi Telegram. (Ümit Solmaz/Pixabay)

Jakarta - Telegram mendapat berkah saat WhatsApp mengeluarkan kebijakan barunya. Penggunanya makin bertambah dan kini totalnya ada 500 juta, gokil!

Berikut ini hal-hal yang patut diketahui dari Telegram!

Server di Luar Rusia  

Telegram didirikan oleh dua bersaudara yakni Pavel Durov dan Nikolai Durov. Meski keduanya orang Rusia, Telegram tidak memiliki server atau kantor di negara tersebut. 

Pavel mendukung Telegram secara finansial dan ideologis sementara Nikolai memiliki peran dalam teknologi. Nikolai mengembangkan protokol data khusus yang unik, terbuka, aman, dan dioptimalkan untuk bekerja dengan banyak pusat data. Hasilnya, Telegram menggabungkan keamanan, keandalan, dan kecepatan di jaringan apa pun. 

72 Jam Tambah 25 Juta

Telegram melampaui 500 juta pengguna aktif bulanan di minggu pertama Januari dan angka tersebut terus bertambah. Dalam 72 jam terakhir per 12 Januari 2021, terdapat 25 juta pengguna baru bergabung dengan Telegram, dari seluruh dunia.

Sebanya 38% dari Asia, 27% dari Eropa, 21% dari Amerika Latin, dan 8% dari Timur Tengah dan Utara Afrika. Angka ini merupakan peningkatan yang signifikan dari tahun lalu di mana hanya 1,5 juta pengguna baru mendaftar setiap hari. 

Sepanjang sejarah 7 tahun beroperasi, Telegram telah mengalami beberapa lonjakan dalam jumlah unduhan akan tetapi lonjakan kali ini adalah yang paling signifikan.

1610627687-telegram-5336273-1280.pngIlustrasi aplikasi Telegram. (Ümit Solmaz/Pixabay)

Berkat WhatsApp

Seperti disinggung di muka, lantaran WhatsApp mengeluarkan kebijakan baru membuat penggunanya migrasi ke Telegram. 

Menurut Telegram perpindahan tersebut menunjukkan bahwa publik kini semakin memahami arti pentingnya data pribadi dan tidak bersedia menukarkan privasinya untuk digunakan oleh platform komunikasi yang menjual data pribadi untuk kepentingan bisnis. 

Dengan setengah miliar pengguna aktif dan tingkat pertumbuhan yang semakin cepat, Telegram telah menjadi platform berkomunikasi secara aman yang terbesar bagi para penggunanya yang mengedepankan privasi dan keamanan.

Tidak Memonetisasi

Telegram berkomitmen dalam perlindungan data pribadi dan senantiasa menempatkan penggunanya sebagai prioritas. Mereka berjanji tidak akan pernah memonetisasikan data pribadi pengguna untuk pembuatan profil untuk iklan bertarget dan sejak hari peluncuran pada Agustus 2013. 

Selain itu, Telegram mengklaim tidak pernah mengungkapkan satu byte pun dari data pribadi penggunanya kepada pihak ketiga.

Fitur Unggulan

Setiap obrolan di Telegram telah dienkripsi secara aman sejak aplikasi pertama diluncurkan, berbeda dengan beberapa aplikasi private messaging lainnya yang hanya menggunakan protokol enkripsi umum.

Telegram mendukung dua lapisan enkripsi aman. Telegram memiliki Secret Chats yang end-to-end dan Cloud Chats yang juga menawarkan penyimpanan cloud yang aman dan terdistribusi secara real-time. 

Enkripsi server-client Telegram digunakan pada Cloud Chats (obrolan pribadi dan grup), sementara bagi mereka yang membutuhkan privasi lebih, Secret Chats yang hanya dimiliki Telegram ini menggunakan lapisan tambahan enkripsi client-client yang tidak akan meninggalkan jejak di server, mendukung pesan yang bisa dihapus secara otomatis dan tidak mengizinkan pesan untuk di-forward.

Selain itu, Secret Chats bukan bagian dari cloud Telegram dan hanya dapat diakses di perangkat asal. Ini berarti hanya pengguna dan penerima yang dapat membaca pesan tersebut - tidak ada pihak lain yang dapat menguraikannya, termasuk Telegram sendiri. Meskipun begitu, semua data, apa pun jenisnya, dienkripsi dengan cara yang sama - baik itu teks, media, atau file.

Enkripsi Telegram didasarkan pada enkripsi AES simetris 256-bit, enkripsi RSA 2048-bit, dan Diffie – Hellman yang mengamankan pertukaran kunci. Karenanya setelah koneksi end-to-end yang aman telah terjalin, Telegram akan menghasilkan gambar yang memvisualisasikan kunci enkripsi untuk obrolan pengguna. 

Pengguna kemudian dapat membandingkan gambar yang ada pada perangkatnya dengan gambar pada perangkat lawan bicara pengguna - jika kedua gambar tersebut sama, maka dapat dipastikan bahwa koneksi aman, dan tidak akan ada serangan man-in-the-middle[1].

Kode Telegram adalah open source. Semua aplikasi Telegram telah menjadi open source sejak 2013, enkripsi dan API Telegram didokumentasikan sepenuhnya dan telah ditinjau ribuan kali oleh berbagai pakar keamanan.

Selain itu, Telegram adalah satu-satunya aplikasi private messaging di dunia yang memiliki builds yang dapat diverifikasi baik untuk iOS dan Android sementara aplikasi private messaging lain menyembunyikan kode mereka, sehingga tidak mungkin untuk memverifikasi enkripsi dan privasi mereka.

Siapa pun dapat memeriksa kode open source Telegram dan mengonfirmasi bahwa aplikasi tidak melakukan apa pun di secara diam-diam. Namun, jika pengguna masih memiliki alasan untuk mengkhawatirkan keamanan pribadi mereka, Telegram menyarankan untuk hanya menggunakan Secret Chats untuk informasi sensitif, sebaiknya dengan mengatur self-destruct timer. 

Pengguna juga dapa mengaktifkan verifikasi 2 Langkah dan menyiapkan kode sandi yang kuat untuk mengunci aplikasi, fitur ini dapat ditemukan di setelan pengguna.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait