URnews

Punya Teman Bucin tapi Nggak Mau Putus? Ini Penjelasan Dokter Jiwa

Kintan Lestari, Minggu, 14 Februari 2021 20.26 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Punya Teman Bucin tapi Nggak Mau Putus? Ini Penjelasan Dokter Jiwa
Image: Ilustrasi cinta. (Pixabay/Babienochka)

Jakarta - Urbanreaders, pernah nggak orang terdekat kalian pacaran tapi bikin kalian gemes? 

Bukan gemes karena interaksi temenmu sama pasangannya sweet, tapi gemes karena kamu ngeliat temanmu tuh jadi budak cinta (bucin) sampai bodoh banget. 

Yap, banyak kasus seperti ini terjadi, mulai dari selebgram sampai orang biasa mengalaminya. Kebucinan orang itu bikin dirinya nggak berpaling dari pasangannya meski diporotin uangnya bahkan disakitin.

Kamu sebagai 'orang luar' gemes melihatnya. Tapi yang bersangkutan justru bertahan. Kira-kira kenapa ya bucinnya bisa sampai begitu?

Dokter spesialis kesehatan jiwa, dr. Jiemi Ardian, memberi penjelasan mengenai fenomena tersebut lewat akun Instagramnya.

Rupanya menurut sang dokter, itu bukanlah bucin melainkan trauma bonding. Apa sih itu?

Mengutip akun Instagram dokter Jiemi, trauma bonding adalah terikatnya pelaku kekerasan (abuse) dan korban karena siklus abuse fisik dan emosional.

Pelaku abuse dan korbannya ini bisa 'nempel' karena di antara waktu terjadi kekerasan ada momen pelaku terlihat sayang banget sama si korban, dan minta maaf dengan cara yang kelihatan tulus. Di mata si korban pelaku ini jadi terlihat baik.

1592657838-terjebak-cinta-salah5.jpgSumber: Ilustrasi terjebak cinta yang salah. (freepik)

Ada beberapa tahapan yang bikin korban mengalami trauma bonding. Itu dimulai dengan love bombing, yaitu saat pelaku menghujani korban dengan cinta. Jadi si korban merasa pelaku itu memberi yang si korban butuhkan.

Dari perilaku love bombing, si korban nantinya akan memberikan kepercayaannya. Jadi seolah hal yang kamu butuhin cuma si pelaku yang bisa memenuhinya. Dari situ kamu jadi bergantung pada pelaku.

Tahap ketiga kritik. Nah, saat kamu udah bergantung, dia baru deh memperlihatkan sifat aslinya. Dia bakal mengkritik, menyalahkan, sampai menuntut hal-hal darimu. Karena sudah bergantung sama dia, kamu akhirnya merasa memang kamu yang salah.

Dari situ pelaku mulai controlling. Di tahap ini kamu jadi ngerasa nggak yakin dengan pendapat sendiri. Kamu pun akhirnya berusaha memenuhi keinginan pelaku abuse biar bisa dapet love bombing lagi. Jadi kamu menyerahkan kontrol dirimu ke si orang yang abuse.

Tahap berikutnya adalah kehilangan diri. Saat kamu berusaha melawan, pelaku makin agresif. Akhirnya kamu memilih ngalah biar si dia nggak marah lagi. Di tahap ini kamu kehilangan dirimu sendiri. 

Tahap terakhir trauma bonding adalah si korban ketergantungan. Yap, kamu sudah bergantung terlalu jauh sama si dia. Kamu tahu dirimu lagi dalam masalah, tapi nggak bisa keluar karena sudah bergantung sama pelaku abuse ini. Dan peristiwa kalian berantem lalu kamu mengalah terus jadi siklus yang berjalan terus sampai nggak tahu kapan.

Bagaimana mengatasinya? Kamu sendiri sebenarnya tahu cara mengatasinya, yaitu dengan mengakhiri hubunganmu sama si dia yang suka abuse. 

Dokter Jiemi Ardian menyarankan agar kamu dan korban yang mengalami hal serupa perlu mendapat afeksi dan perhatian wajar dari teman dan keluarga. Dan dalam prosesnya memang akan memakan waktu lama. 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait