URnews

Repositori Kemendikbud Jadi Tempat Penyimpanan & Publikasi Digital Terbaik

Nunung Nasikhah, Rabu, 2 September 2020 16.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Repositori Kemendikbud Jadi Tempat Penyimpanan & Publikasi Digital Terbaik
Image: Kemendikbud

Bogor - Repositori Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berhasil menjadi tempat penyimpanan informasi dan publikasi digital kementerian terbaik di Indonesia.

Repositori ini dikelola dan dikoordinasikan oleh Perpustakaan Kemendikbud di bawah Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) dan merupakan hasil kolaborasi antara Perpustakaan Kemendikbud dengan pustakawan/pengelola perpustakaan di seluruh unit kerja dan unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud.

Sebanyak 138 satuan kerja di lingkungan Kemendikbud telah bergabung dan mendokumentasikan hasil karya cetak dan karya rekamnya dalam repositori ini.

Koleksi tersebut terdiri dari berbagai kategori seperti bahasa dan kesusastraan, buku sekolah, guru, kebijakan umum Kemendikbud, kebudayaan, dan berbagai tema lainnya.

“Saat ini terdapat lebih dari 13.000 koleksi yang tersedia di dalam Repositori Kemendikbud dan telah diunduh lebih dari empat juta kali oleh publik,” Kepala (BKHM) Kemendikbud, Evy Mulyani, seperti dikutip dari website resmi Kemendikbud (2/9/2020).

“Keberadaan sumber belajar dalam jaringan (daring) sangat di butuhkan oleh masyarakat. Repositori ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk kemajuan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia Indonesia ke depannya,” imbuhnya.

1599037069-Repositori1.jpgRepositori. (Dok. Kemendikbud)

1599037092-repositori2.jpgRepositori. (Dok. Kemendikbud)

Repositori tersebut dibangun Perpustakaan Kemendikbud pada tahun 2016 sesuai dengan tugas dan fungsi BKHM yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 Tahun 2019.

Dalam aturan tersebut dijelaskan, BKHM bertugas melakukan pengelolaan perpustakaan kementerian dan melaksanakan serah simpan karya cetak dan karya rekam di lingkungan kementerian.

Repositori Kemendikbud menjadi bukti bahwa paradigma perpustakaan abad 21 bukan hanya sebagai tempat menyimpan, membaca, dan meminjam koleksi, namun juga berperan sebagai penghubung dan penyedia akses terhadap data, informasi, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh pemustakanya.

Evy berharap, Repositori Kemendikbud memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi dan hasil terbitan/publikasi di lingkungan Kemendikbud secara cepat.

Evy juga mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan sumber informasi yang terdapat dalam repositori Kemendikbud sebagai media sumber belajar baik di masa pandemi maupun ke depannya.

“Silakan mengakses repositori Kemendikbud pada http://repositori.kemdikbud.go.id. Koleksi repositori ini akan terus diperbaharui,” tandas Evy.

Sementara itu, Pustakawan Ahli Madya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Tatat Kurniawati mengatakan bahwa Repositori Kemendikbud menjadi nomor satu untuk jenis Perpustakaan Khusus.

Repositori ini menjadi wadah bagi perpustakaan khusus dalam mendokumentasikan, menyimpan, melestarikan, dan mendayagunakan karya cetak karya rekam (KCKR) di lingkungan lembaganya.

“Saya sangat mengapresiasi kerja keras Perpustakaan Kemendikbud dalam mengumpulkan dan mendokumentasikan KCKR di lingkungan Kemendikbud ke dalam repositori institusi,” ujar Tatat.

“Hal ini karena Perpustakaan Nasional RI sedang mendorong perpustakaan khusus untuk membangun repositori institusi dalam rangka e-deposit KCKR,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait