URnews

Respons Sejumlah Tokoh soal Puluhan Santri Tutup Kuping saat Dengar Musik

Nivita Saldyni, Kamis, 16 September 2021 16.47 | Waktu baca 7 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Respons Sejumlah Tokoh soal Puluhan Santri Tutup Kuping saat Dengar Musik
Image: Tangkapan layar (Instagram @pianizz)

Jakarta - Belum lama ini publik dibuat heboh dengan beredarnya video puluhan orang yang diduga santri yang menutup telinga saat musik barat diputar di sebuah sentra vaksinasi.

Berdasarkan video yang beredar di internet, tampak santri yang sedang menunggu giliran untuk disuntik vaksin itu kompak menundukkan kepala sambil menutup telinga dengan kedua tangannya.

Namun hingga saat ini, video yang diduga direkam oleh guru atau ustaz mereka itu masih belum diketahui pasti kebenarannya. Termasuk dari mana asal mereka serta kapan dan di mana kejadian itu berlangsung.

Meski demikian ternyata video itu menjadi perhatian publik dan menuai pro-kontra. Sejumlah pihak ikut angkat bicara, mulai dari organisasi masyarakat hingga anggota DPR RI ikut berkomentar.

Berikut Urbanasia rangkum kumpulan respons para tokoh soal viralnya video santri tutup telinga di sentra vaksinasi saat musik barat diputar:

1. Diaz Hendropriyono

Salah satu yang menyampaikan komentarnya kepada publik soal viralnya video santri itu adalah Diaz Hendropriyono. Pendapat itu disampaikan salah satu Staf Khusus Presiden Joko Widodo itu lewat akun Instagram pribadinya, Senin (13/9/2021) lalu.

“Sementara itu… kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There’s nothing wrong to have a bit of fun!” ungkap Diaz.

Dalam postingannya itu, ia tak hanya menampilkan cuplikan video viral para santri yang tengah menutup telinga. Namun Diaz menyandingkannya dengan video sekelompok pria dengan gamis putih yang asyik menari bersama dengan iringan musik.

Hal itu pun kemudian menuai kritik pedas dari berbagai pihak. Banyak yang menyayangkan komentar Diaz itu, namun sayangnya hingga saat ini Diaz sendiri tak memberikan penjelasan maksud dari postingannya itu.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Diaz Hendropriyono (@diaz.hendropriyono)

2. Deddy Corbuzier

Presenter sekaligus YouTuber Deddy Corbuzier ikut meninggalkan komentar soal video viral satu ini. Komentar yang dituliskan di salah satu postingan Instagram Diaz Hendropriyono.

“Sementara itu… kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There’s nothing wrong to have a bit of fun!” tulis Diaz di kolom keterangan videonya.

“Mungkin mrk lagi pakai airpod.. Terganggu.. Ye kaaaan,” tulis Deddy di kolom komentar.

1631784937-komentar-deddy.pngSumber: Komentar Deddy Corbuzier di Postingan Instagram Diaz Hendropriyono. (Tangkapan Layar)

Komentar itu sontak membuat Deddy diserang netizen. Banyak netizen yang merespons komentar Deddy di postingan Diaz itu.

“Astaghfirullah..segitu sinisnya sama usaha sesama muslim untuk menghafal Al Quran,” komentar salah seorang netizen.

“Ya elah..ente baru belajar islam jg baru kulitnya..udah bisa menghakimi orang islam,” komentar lainnya.

“Kepercayaan orang kok dinyinyirin sih om..kan ga ganggu om Deddy juga,” pungkas lainnya.

Bahkan pantauan Urbanasia pada Kamis (16/9/2021), hingga saat ini tulisan Deddy telah terkumpul hampir 10 ribu komentar. Tak sedikit yang menyayangkan komentar Deddy itu.

3. Alifudin

Berbeda dengan Diaz, anggota Komisi IX DPR RI Alifudin menanggapi video viral itu dengan santai. Menurutnya bukan soal musik yang dipermasalahkan, namun bagaimana usaha ustaz dan para santri itu untuk mengikuti vaksinasi yang patut diapresiasi.

“Alhamdulillah kita semua harus bersyukur para santri Ma’had Tahfidz Quran mau divaksin. Kita juga harus berterima kasih pada guru-guru yang mengarahkan mereka mau divaksin COVID-19,” katanya kepada wartawan, Rabu (15/9/2021) lalu.

Alifudin sendiri mengaku merasa terharu dengan sikap toleran para santri yang memilih untuk menutup telinga. Hal ini, kata Alifudin, menunjukkan bahwa mereka tak memaksakan kehendak orang lain dengan tidak mematikan musik tersebut.

“Sekali lagi, kita harus bersyukur juga karena banyak orang yang terus berlomba-lomba menjadi Hafidz dan Hafidzah, apalagi negara yang bisa menjaga Quran dan masyarakat yang sering membacanya akan menjadikan keberkahan kita semua, seperti di Brunei,” katanya.

Menurutnya sendiri, perbedaan fiqih mendengarkan musik dalam Islam adalah hal biasa. Sebab memang ada yang mengatakan bahwa musik itu haram, namun ada juga yang memperbolehkannya. Sehingga ia berharap hal ini tak jadi perdebatan di masyarakat.

“Kita juga harus saling hormat, hilangkan rasa curiga dan hentikan sikap bullying terhadap sesuatu yang tidak kita suka dan video yang beredar harus dicek kebenarannya, kapan dan di mana kejadian tersebut,” tutupnya.

4. Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid pun tak mau ketinggalan. Lewat akun Twitter pribadinya, ia meminta agar masyarakat tak meributkan soal sikap para santri itu saat mendengar musik, namun lebih ke partisipasi mereka dalam program vaksinasi.

“Mestinya focus pd vaksinasinya. Santri2 tahfidh ini sudah mau ikut program vaksinasi dari pemerintah. Apa pemerintah melarang tutup kuping? Dalam fiqih Sunni ada yg larang dengar musik, ada yang bolehkan. Ngaji lagi yuk,” cuitnya pada Selasa (14/9/2021) lalu.

Masih topik yang sama, Hidayat pun kembali membahas soal viralnya aksi para santri yang dinilai sejumlah pihak sebagai tindakan radikal pada Rabu (15/9/2021) lalu. Kali ini, ia mengutip sebuah berita yang menunjukkan bahwa aksi serupa juga pernah dilakukan oleh Ir. Soekarno.

“Seperti santri tutup telinga nggak mau dengar musik dan jadi viral, Bung Karno pernah tutup telinga ogah dengar musik ‘Ngak Ngik Ngok’. Ada yang berani ‘nyinyir’ apalagi nyebut ‘radikal’?” pungkasnya.

 

5. Yenny Wahid

Yenny Wahid ternyata juga turut berkomentar. Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid itu pun membagikan pandangannya soal video viral itu lewat akun Instagram pribadinya.

“Santri Ma’had Tahfidz Quran menutup kuping ketika melakukan vaksinasi. Banyak yang mengkritik mereka, bahkan mengatakan mereka radikal,” kata Yenny seperti dikutip pada Kamis (16/9/2021).

Terkait video itu sendiri, Yenny mengaku senang karena guru para santri itu mengajak murid-muridnya untuk divaksinasi. Sebab vaksinasi, kata Yenny, bukan hanya melindungi diri sendiri tapi juga orang-orang di sekeliling para santri itu dari ancaman COVID-19.

Selain itu, ia mengaku tak setuju dengan banyaknya komentar netizen yang menyebut para santri ini radikal. Menurutnya tak mendengarkan musik bisa jadi salah satu rekomendasi dari para guru agar santri mereka bisa fokus menghafal Quran.

“Menghafal Quran bukan pekerjaan yang mudah. kawan baik saya, Gus Fatir dari pesantren @ponpespi_alkenaniyah belajar menghafal AlQuran sejak usia 5 th. Beliau mengatakan bahwa memang dibutuhkan suasana tenang dan hening agar lebih bisa berkonsentrasi dalam upaya menghafal Quran. Jadi kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Quran dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal,” katanya.

“Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dll. Menyematkan label pada orang lain hanya akan membuat masyarakat terbelah. Mari kita belajar untuk lebih saling mengerti satu sama lain dan itu bisa dimulai dengan memahami dan menerima bahwa nilai yang kita anut tidak perlu sama untuk bisa tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia. Buat adik-adik ma'had tahfidz, semangat terus ya dalam upaya menghafal Al Quran. Semoga Allah SWT memberikan barokah berlimpah untuk kalian semua,” pesan Yenny.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Yenny Wahid (@yennywahid)

6. Tifatul Sembiring

Dukungan untuk para santri yang viral itu juga datang dari anggota Komisi VII DPR RI, Tifatul Sembiring. Politikus PKS ini lewat akun Twitternya mengatakan bahwa menghafal Quran bukan perkara mudah. Pasalnya ia sendiri mengaku pernah mendapat cerita seorang Hafidz yang kehilangan 1 juz hafalannya usai menonton film.

“Seorang penghafal Al-Qur’an (hafidz) cerita, pernah sekali nonton film Kungfu, akibatnya hafalannya hilang 1 juz,” cuitnya seperti dikutip Urbanasia pada Kamis (16/9/2021).

Untuk itu menurutnya tak ada yang salah dengan aksi para santri itu. Sebab menghafal Quran butuh konsentrasi yang tinggi.

“Menghafal Al-Qur’an itu butuh perhatian dan konsentrasi tinggi. Meski buzzRp nggak ngerti, paling tdk hormati pemelihara Firman Allah SWT,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait